Liputan6.com, Washington DC - Pukul 03.00 dini hari, jalanan Kota Arlington, di pinggiran Washington DC, AS tampak sepi. Tak banyak mobil yang melintas. Tapi para pegawai Ravi Kabob House sudah sibuk menyiapkan hidangan sahur.
Biasanya restoran halal ini sudah tutup tengah malam, tapi selama bulan Ramadan mereka tetap buka sampai subuh.
Advertisement
Haseeb Siddiqui, anak pemilik restoran Ravi Kabob, mengatakan keputusan membuka restoran sampai subuh ini diambil karena banyak warga Muslim yang mencari makanan untuk sahur.
"Ada orang yang tidak bisa masak di rumah, jadi mereka datang ke sini dan menikmati makanan seperti di kampung halaman. Makan di sini enak sekali jadi orang-orang datang dan sahur di sini," jelasnya seperti Liputan6.com kutip dari VOA News, Minggu (3/7/2016).
Muhammad Shahzad Adam, salah seorang pengunjung restoran halal ini setuju dengan apa yang dikatakan Haseeb.
"Waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan makanan itu lama. Di sini harga makanannya murah dan rasanya juga enak. Jadi lebih praktis. Saya dari Karachi, Pakistan dan Karahi (makanan khas Pakistan) sangat populer di sana, dan restoran ini satu-satunya yang menjual makanan ini," kata Adam.
1 dari 130 Restoran Halal
Ravi Kabob merupakan salah satu dari sekitar 130 restoran halal di kawasan Washington DC. Menurut harian online The Daily Beast, Washington DC dan sekitarnya memiliki konsentrasi jumlah Muslim terbesar kedua setelah kota Detroit di negara bagian Michigan.
Tak heran, survei properti tentang restoran halal menyimpulkan daerah sekitar Washington DC merupakan kota dengan restoran halal terbanyak se-Amerika Serikat. Beberapa kota lain yang mempunyai banyak restoran halal adalah San Jose, Oakland dan San Francisco yang termasuk negara bagian California, serta Seattle di negara bagian Washington.
Bagi Muhammad Afzal, pemilik restoran Ravi Kabob, Ramadan merupakan bulan tersibuk. Ia telah berkecimpung di bisnis restoran ini sejak tahun 1997 dan mengakui setiap hari restorannya selalu ramai pengunjung.
"Jam makan siang atau makan malam, restoran kami selalu ramai. Khususnya bulan Ramadan, jam buka puasa restoran ini selalu penuh," papar Afzal.
Di Tanah Air, warga Muslim biasanya sahur bersama keluarga di rumah. Tapi bagi banyak warga muslim perantau di Amerika, yang tinggal jauh dari keluarga dan kerabat, menyantap hidangan tradisional Pakistan di restoran ini. Baik sendiri maupun bersama teman, mengingatkan kembali kepada suasana kampung halaman dan mengobati kekangenan mereka.
Resep Keluarga
Imran Shahid, salah satu pengunjung restoran mengatakan Ravi Kabob adalah tempat terbaik, untuk mendapatkan makanan asli Pakistan yang kaya cita rasa. Sementara menurut Muhammad Afzal, hal ini karena resep yang mereka gunakan adalah resep keluarga, dari ibunya, dan istrinya yang ia ajarkan kepada pegawai di restoran tersebut..
Ketersediaan masakan halal dan silaturahmi yang terjalin antara warga Muslim di Amerika, memudahkan Haseeb menjalankan ibadah selama Ramadan.
"Rasanya seperti di tanah air sendiri. Orang-orang yang datang ke restoran ini berpuasa dan mereka datang ke sini untuk berbuka puasa. Lalu kami pergi ke masjid dan sholat tarawih. Rasanya seperti di tanah air sendiri," kata Haseeb.
Walau bagi warga Pakistan suasana restoran Ravi Kabob terasa seperti berada di kampung, menurut Imran pelanggan dari segala suku bangsa bisa ditemukan di sini.
"Kalau Anda datang ke restoran ini di malam hari, Anda bisa lihat pengunjung dari berbagai negara. Warga Amerika, Timur Tengah, Indonesia, Malaysia, Pakistan, semuanya ada di sini," kata Imran.
Ravi Kabob yang juga menyediakan makanan untuk buka puasa secara gratis kepada publik selama Ramadan, menghadirkan cita rasa khas Pakistan dengan rempah seperti kapulaga, garam masala dan ketumbar. Biasanya tersaji dalam hidangan-hidangan populer seperti karahi, yaitu gulai tanpa santan atau ayam Tandoori yang dipengaruhi oleh kuliner India.
Dan favorit pengunjung adalah kebab, baik dari daging sapi, ayam maupun kambing.