Liputan6.com, Dhaka - Sejumlah orang dari berbagai kewarganegaraan sedang makan malam pada Jumat, 1 Juli 2016, ketika militan ISIS menyerang sebuah restoran elite di kawasan diplomat di Dhaka, Ibu Kota Bangladesh.
Pengunjung restoran tersebut sempat mengalami penyanderaan. Tak hanya itu, para pelaku serangan sempat melakukan baku tempat dengan polisi hingga aparat keamanan menyerbu ke gedung dan membunuh militan ISIS.
Sebanyak 20 orang di dalam kafe Holey Artisan Bakery meninggal, bersama dengan 2 polisi dan 6 teroris.
Baca Juga
Advertisement
Pihak berwenang mengatakan, dari 20 sandera yang dibunuh, 11 di antaranya merupakan laki-laki dan 9 perempuan, di mana 9 orang merupakan warga Italia, 7 Jepang, 1 India, 2 Bangladesh, dan 1 orang Amerika Serikat.
Korban meninggal bukan hanya sekedar angka. Kepergiannya membawa duka mendalam bagi keluarga dan kerabat, serta mengubur impian mereka.
Seperti dikutip dari CNN, Minggu (3/7/2016), berikut kisah 3 korban meninggal akibat serangan dan penyanderaan di kafe Bangladesh:
1. Tarishi Jain
Tarishi Jain (19 tahun) merupakan warga negara India yang sedang memasuki tahun kedua di Univeristy of California Berkeley dan baru saja magang di sebuah bank di Dhaka pada awal Juni.
Sebelumnya Jain memang tinggal di Dhaka dan bersekolah di American International School di mana ayahnya bekerja sebagai pengusaha tekstil.
"Ia merupakan gadis berhati besar yang cerdas dan ambisius. Kami mengungkapkan duka cita terdalam untuk keluarga, kerabat, dan seluruh warga Berkeley," ujar direktur UC Berkeley's Center for Bangladesh Studies, Sanchita Saxena.
Sementara itu teman Jain di departemen EthiCAL, sebuah perusahan pakaian yang dikelola mahasiswa, Hannah Nguyen mengungkapkan bahwa senyum Jain dapat membuat orang lain senang.
"Setiap kali kita bertemu, ia selalu memiliki cara untuk membuat orang lain bahagia, dan ia sangat bersemangat," tutur Nguyen.
2. Abinta Kabir
Abinta Kabir merupakan satu dari dua mahasiswa Emory University yang meninggal akibat serangan di kafe Bangladesh. Menurut cerita teman masa kecil Kabir, Emma Louisa Jacoby, ia merupakan harta karun bagi dunia.
Kabir yang bersekolah di Georgia, AS, itu sedang mengunjungi keluarga dan temannya di Dhaka. Seperti Jain, Kabin juga bersekolah di American International School.
"Etos kerjanya sangat menginspirasiku. Ia sangat berorientasi tujuan dan berkomitmen terhadap kerja dan kegiatan ekstrakulikulernya, dan merupakan atlet hebat," tutur Jacoby.
Seorang teman kuliahnya, Rushay Amarath-Madav, mengatakan bahwa Kabir sangat dermawan.
"Pernah aku akan pergi ke latihan menari dan sangat membutuhkan legging hitam, namun punyaku sedang dicuci. Aku mengetuk pintunya dan ia memberiku legging miliknya, walaupun kita tak begitu dekat," tutur Amarath-Madav.
3. Faraaz Hossain
Faraaz Hossain yang berasal dari Dhaka, merupakan mahasiswa dari Goizueta Business School, Emory University. Teman sekolahnya mengatakan bahwa Hossian merupakan sosok yang sangat ramah dan bertanggung jawab.
Teman kuliahnya, Rifat Mursalin, mengenal Hossain melalui sebuah proyek sekolah.
"Interaksi pertamaku dengan Faraaz ketika ia mendatangiku dan menawarkan bantuan terhadap proyek yang sedang aku kerjakan. Ia selalu penuh kasih, peduli, senang membantu, dan ramah."
Emory University turut mengungkapkan rasa duka citanya atas dua mahasiswanya yang meninggal, Kabir dan Hossain.
"Warga Emory sangat berduka atas kehilangan tragis dan tak masuk akal dari dua anggota keluarga universitas kami," tulis universitas tersebut dalam sebuah pernyataan.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.