Liputan6.com, London - Sejumlah tanaman dapat membunuh bukan karena 'menyantap' mahluk lain, semisal kantong semar yang menyantap serangga. Tanaman-tanaman pembunuh yang dimaksud mengandung zat kimia yang mematikan hewan dan bahkan manusia.
Dikutip dari listverse.com pada Senin (4/7/2016), bahkan biji buah apel pun mengandung sianida, suatu zat kimia yang mematikan. Namun demikian, sejumlah tanaman beracun itu ternyata ada di sekitar kita, bahkan sejak masa lalu.
Baca Juga
Advertisement
Kebanyakan korban keracunan pada manusia adalah pada anak-anak, karena rasa penasaran seorang anak untuk memetik atau memakan bunga berbentuk menarik, padahal mereka lebih peka terhadap racun tersebut.
Berikut adalah 6 tanaman yang lazim kita temui dan dikira tidak berbahaya, namun bisa membunuh manusia:
1. English Yew (Taxus baccata), atau dikenal sebagai cemara Inggris
Tanaman ini merupakan tanaman asli Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat Daya. Pohonnya berukuran kecil hingga sedang dengan biji-bijian yang terbungkus dalam cangkang lembut kemerahan seperti buah berry.
Cangkang berry itu adalah satu-satunya bagian tanaman yang tidak beracun sehingga memungkinkan burung-burung memakan buahnya dan menyebarkan biji tanpa sakit.
Diperlukan sekitar 50 gram agar berdampak maut pada manusia. Gejala yang muncul antara lain kesulitan bernafas, getaran otot, kejang, pingsan, dan akhirnya gagal jantung. Dalam kejadian keracunan parah, kematian datang dengan cepat tanpa mengikuti urutan gejala-gejalanya.
2. Water hemlock (Cicuta douglasii) atau ubi beracun
Tanaman ini adalah tanaman sangat beracun yang ada di kawasan suhu nyaman di belahan bumi utara. Ciri khasnya adalah bunga-bunga mungil berwarna putih atau hijau yang beraturan seperti sebuah payung.
Tanaman ini dipandang sebagai tanaman paling beracun di Amerika Utara, terutama pada manusia. Racunnya dikenal dengan nama cicutoxin dan dapat menyebabkan kejang. Racun ini ditemukan di seluruh bagian tanaman, tapi terutama di bagian akar dan paling ganas sewaktu musim semi.
Selain kejang dalam sekejap, gejala-gejalan lainnya adalah mual, muntah, sakit perut, gemetar, dan linglung. Kematian biasanya disebabkan kegagalan pernafasan atau gangguan irama jantung beberapa jam setelah menelannya.
3. Wolfsbane (Aconitum lycoctonum)
Dikenal juga sebagai helm setan, tanaman ini termasuk dalam keluarga buttercup (bunga cawan). Tanaman ini aslinya berada di kawasan pegunungan belahan bumi utara dan mengandung sejumlah besar zat beracun dikenal sebagai alkaloid pseudaconitine.
Racun tersebut dipergunakan oleh bangsa Ainu di Jepang sebagai racun berburu yang dioleskan pada ujung anak panah. Seandainya tertelan, gejala-gejalanya yang segera antara lain rasa terbakar pada tungkai dan bagian perut.
Dalam dosis besar kematian datang dalam waktu 2 hingga 6 jam dan 20 ml cukup untuk membunuh seorang manusia dewasa. Yang menarik, Wolfsbane disebut dalam mitologi dan serigala jejadian sebagai zat pengusir mahluk itu atau untuk mengundang tampilan serigala tanpa tergantung kepada fase-fase bulan.
Tanaman Indonesia, 'Kosmetik' Masa Lalu
4. Rosary Pea (Abrus precatorius) atau saga rambat, saga telik, atau saga areuy
Tanaman asal Indonesia ini tumbuh merambat pada pohon lain, di semak, atau belukar. Selain Indonesia, tanaman ini juga tumbuh di banyak bagian dunia.
Tanaman ini paling mudah dikenali dari bijinya yang berwarna merah menyala dengan bintik-bintik hitam. Racun jenis abrin pada tanaman ini sangat serupa dengan ricin yang ada pada beberapa tanaman beracun lainnya. Bedanya, zat abrin 75 kali lebih kuat daripada ricin, sehingga hanya perlu sekitar 3 mg (setara dengan 0,003 gram) untuk membunuh seorang manusia dewasa.
Penggunaan biji sebagai manik-manikpun berbahaya dan sudah ada laporan orang meninggal karenanya, hanya karena lecet di jari setelah memegang mata bor pelubang biji tersebut sewaktu membuat manik-manik.
5. Belladonna atau berry iblis
Tanaman ini berasal dari Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat, dan dikenal sebagai salah satu tanaman paling beracun sedunia karena mengandung Tropane alkaloid yang dapat menyebabkan melantur dan halusinasi.
Beberapa gejala lain adalah hilangnya suara, mulut kering, pusing, kesulitan bernafas, dan kejang-kejang. Seluruh bagian pohonnya beracun, tapi buahnyalah yang paling berisiko, karena terasa manis dan menarik bagi anak-anak.
Cukup 10 hingga 20 butir berry dapat membunuh seorang dewasa, tapi hanya perlu sehelai daun untuk mematikan seorang pria dewasa. Daunnya mengandung konsentrasi tertinggi racun tanaman.
Walau terdengar janggal, masyarakat pada masa Elizabeth (tahun 1500-an) di Inggris menggunakan Belladona sebagai bagian dari kosmetik harian. Mereka bahkan menggunakan tetesan sari tumbuhan sebagai obat tetes mata supaya memperbesar ukuran pupil dan tampak menarik.
Bukan hanya itu, kaum wanita saat itu menelan sianida supaya tampak putih dengan kulit berkilauan, bahkan mewarnai wajah dengan cerise, sejenis cat berbahan timbal.
6. Castor plants (Ricinus communis), yaitu pohon jarak
Di masa lalu, seorang ibu kerap memberikan minyak pohon jarak kepada anak. Ternyata, minyak itu berasal dari salah satu tanaman paling beracun sedunia.
Pohon jarak berasal dari seputar Laut Tengah, Afrika timur, dan India, dan sering dipelihara sebagai tanaman hias. Racunnya dikenal sebagai ricin dan ada di seluruh pohonnya, tapi paling banyak ada di biji. Biji itulah yang diolah untuk mendapatkan minyak pohon jarak.
Satu biji mentah dapat membunuh manusia dalam 2 hari sehingga menjadi kematian yang perlahan, menyiksa, dan tidak terhindari. Gejala dalam beberapa jam pertama yaitu rasa terbakar di tenggorokan dan mulut, lalu sakit bagian perut, diare berdarah, dan muntah. Prosesnya tidak dapat dihantaikan dan kematian datang karena dehidrasi.
Anehnya, manusia paling peka terhadap racun ini. Perlu 1 hingga 4 biji untuk mematikan seorang manusia dewasa, 11 butir untuk membunuh seekor anjing, dan 80 butir untuk membunuh seekor bebek. Hingga saat ini, pohon jarak memegang gelar Guinness World Record sebagai tanaman paling beracun.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Advertisement