Daftar Motor 2-Tak yang Masih Diburu Konsumen Indonesia

Motor ini masih mudah dijumpai saat ini meskipun jumlahnya semakin sedikit.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 06 Jul 2016, 19:06 WIB
RX King menjadi jawaban Yamaha atas sebuah sepeda motor yang larinya kencang, namun tetap irit dan memiliki desain yang gagah.

Liputan6.com, Jakarta - Motor 2-tak populer sejak dekade 80-an di Indonesia. Motor ini digandrungi karena lebih bertenaga, akselarasinya spontan, hingga perawatan yang cukup sederhana.

Saat ini, era kejayaan motor 2-tak telah habis. Regulasi emisi menuntut pabrikan sepeda motor di Indonesia tidak lagi memproduksi motor 2-tak.

Namun demikian, motor ini masih tetap eksis di tengah banyaknya motor baru yang makin ramah lingkungan. Bahkan, motor ini masih mudah dijumpai saat ini meskipun jumlahnya tidak sebanyak era kejayaannya dulu. Berikut ini motor 2-tak yang jadi primadona:

Yamaha RX King

Yamaha RX King pertama kali muncul di Tanah Air pada 1983. Model ini adalah penyempurnaan dari RX K. King, begitu julukannya, sering disebut sebagai tonggak kebangkitan motor 2-tak di Tanah Air.

Performa liar motor bermesin 135 cc ini sering disalahgunakan untuk tindak kejahatan. Maka, tidak heran bila RX King dijuluki sebagai `motor jambret`.

Bagaimana tidak, mesin satu silinder tersebut mampu memuntahkan tenaga hingga 12 Tk pada 7.500 rpm. RX King perawatannya relatif mudah, dengan suku cadang yang cukup melimpah.

RX King berhenti berproduksi pada akhir 2009, karena terbatasi oleh standar Euro3. Edisi terakhir RX King sebenarnya telah dilengkapi dengan catalytic converter yang membuatnya lulus standar Euro 2.

Kawasaki Ninja 150

Dari sekian model, kontribusi terbesar berasal dari Ninja 150 RR atau yang juga dikenal sebagai Ninja 2 tak.

Dekade 1990-an menjadi puncak popularitas motor-motor bermesin 2-tak. Kondisi ini mendorong Kawasaki Motor Indonesia (KMI) dengan merilis Ninja 150 pada 1996 yang didatangkan langsung dari Thailand.

Kawasaki Ninja 150 menjadi pelopor sepeda motor yang menggunakan radiator sebagai pendingin mesin. Selain itu, mesin 150 cc menghasilkan performa yang responsif serta tenaga yang buas.

Ninja 150 berhenti produksi sejak Agustus 2015 lalu. Dari sekian banyak model, motor ini yang mampu bertahan paling akhir.


Selanjutnya

Masalah itu bisa dihindari apabila skuter semok itu dirawat secara rutin.

Vespa

Jangan membayangkan Vespa dengan postur tinggi dan mesin bebas asap seperti saat ini. Pada awal masuk ke Indonesia, Vespa hadir dalam pilihan mesin 2-tak.

Meskipun sudah tidak diproduksi, populasi Vespa 2-tak masih menjamur di Indonesia. Komunitas atau bengkel-bengkel yang khusus melayani motor Italia itu mudah ditemui.

Motor ikonik asal Italia ini masuk ke Indonesia melalui APM PT Danmotors Vespa Indonesia pada 1960. Vespa juga mulai dirakit di Indonesia dan India pada penghujung dekade 1950-an.

Vespa telah hadir dalam berbagai varian seperti 125 pada 1948, 150 GS pada 1955, 50cc pada 1968, Primavera pada 1968 serta varian PX pada 1978 dan terus diproduksi hingga saat ini.

Suzuki Satria 120

Foto: Yongki Sanjaya/Liputan6.com

Sebelum era Satria Fu 150, Suzuki sempat mencicipi kejayaan bebek sport melalui Satria 120. Suzuki 120 pertama kali muncul di Tanah Air pada 1997.

Edisi pertama Satria 120 hadir dengan silinder tunggal dan transmisi lima percepatan. Pada 2002, muncul Suzuki Satria 120 RU dengan transmisi 6-percepatan kopling manual.

Apa yang menarik dari motor ini adalah kapasitas silinder besar dan sistem pendinginan udara Jet Cooled. Motor ini juga dilengkapi dengan rangka dual crandle box yang hanya ditemukan pada motor kelas sport.

Sayangnya, Satria bermesin 120 cc ini semakin sulit dijumpai sejak pensiun pada 2005. Motor ini kalah pamor dengan saudara mudanya bermesin 150 cc 4-tak.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya