Irak Berkabung 3 Hari Pasca-Serangan Bom Mobil

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi kemudian mengunjungi daerah lokasi ledakan pada Minggu 3 Juli waktu setempat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Jul 2016, 11:54 WIB
Warga Irak yang menjadi korban ledakan bom mobil. (Reuters)

Liputan6.com, Baghdad - Pemerintah Irak menyatakan masa berkabung nasional selama tiga hari. Hal itu diumumkan setelah sebuah bom mobil meledak di ibukota Baghdad, menewaskan sedikitnya 126 orang dan melukai sekitar 150 lainnya.

Sebuah truk penuh dengan bahan peledak diledakkan di distrik Karadda, ketika banyak orang tengah berbelanja untuk akhir Ramadan.

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi kemudian mengunjungi daerah lokasi ledakan pada Minggu 3 Juli waktu setempat. Tapi konvoinya disambut oleh kerumunan orang-orang yang marah.

"Kantor Presiden Irak kemudian mengumumkan tiga hari berkabung, menambahkan bahwa Presiden Abadi memahami reaksi marah dari warga," demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (4/7/2016).

Saat itu, Abadi juga mengumumkan untuk meningkatkan pengamanan termasuk "tongkat ajaib" palsu untuk detektor bom yang masih digunakan di pos pemeriksaan di Irak yang sempat dikecam.

Dia juga memerintahkan perbaikan sistem inspeksi kendaraan dipasang di titik masuk ke Baghdad dan di provinsi lain.

Hingga Minggu 3 Juli waktu setempat, tim masih membersihkan puing-puing dari lokasi ledakan dan mencari sisa-sisa jasad hangus di puing bangunan.

Tim penyelamat mengatakan seluruh keluarga telah musnah dan banyak korban yang terluka bakar tengah dalam proses identifikasi.

Kelompok ISIS mengklaim pihaknya melakukan serangan bunuh diri. "Serangan di Karrada dilakukan oleh orang Irak sebagai bagian dari operasi keamanan yang sedang berlangsung," kata kelompok itu melalui pernyataan tertulis yang diposting online.

Pengeboman terjadi sekitar Sabtu tengah malam, menjadi insiden paling mematikan di Irak tahun ini. Hal itu terjadi setelah seminggu pasukan Irak merebut kembali kota Falluja dari ISIS.

Laporan-laporan mengatakan sebuah van es berisi bahan peledak ditinggalkan di dekat lokasi populer al-Hadi Centre.

Dari cuplikan rekaman di lokasi ledakan bom, adegan dalam menit setelah ledakan itu menunjukkan seluruh daerah dilalap api.

"Kami membutuhkan beberapa hari untuk dapat mengumpulkan tubuh korban. Ini adalah tugas yang sulit," ungkap anggota pasukan pertahanan sipil.

"Dari daftar korban, terlihat ada 1 keluarga yang meninggal -- ayah dan anak-anaknya, ibu dan putrinya. Seluruh anggota keluarga menjadi korban ledakan tersebut."

Sebuah bom kedua meledak tak lama setelah itu di daerah mayoritas Syiah lain di utara ibukota, menewaskan lima orang.

AS mengatakan pada hari Minggu, bahwa serangan terbaru memperkuat tekad untuk mendukung pasukan Irak dalam perjuangan mereka melawan ISIS.

"Kami tetap bersatu dengan rakyat Irak dan pemerintah, dalam upaya gabungan untuk menghancurkan ISIL," kata pernyataan Gedung Putih, menggunakan istilah lain untuk ISIS.

Utusan PBB Irak, Jan Kubis menggambarkan kekerasan sebagai "tindakan pengecut dan keji dari proporsi yang tak tertandingi".

"Militan ISIS yang mengalami kekalahan di medan perang sedang mencari cara untuk membalasnya dengan menargetkan warga sipil yang rentan," ucap Kubis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya