Jelang Lebaran, Warga Kota Ini Sepuh Perhiasan Perak Jadi Emas

Perhiasan yang paling banyak disepuh berupa cincin, terutama cincin pria pengikat batu akik.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Jul 2016, 13:23 WIB
Pedagang memperlihatkan perhiasan emas di sebuah toko Kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (3/9/2015). Harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini terpantau bergerak stabil di posisi Rp560 ribu per gram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Palembang - Jelang Lebaran, masyarakat Kota Palembang, Sumatera Selatan, menyerbu toko-toko dan lapak kaki lima di pasar tradisional untuk menyepuh perhiasan. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan penyepuhan perhiasan di sana.

"Permintaan penyepuhan perhiasan cincin, anting, kalung, gelang yang terbuat dari perak dan suasa dalam sepekan terakhir mengalami peningkatan hingga 100 persen," kata seorang penyedia jasa penyepuhan perhiasan di Pasar 16 Ilir Palembang, Sumsel, Ridwan, seperti dikutip dari Antara, Senin (7/4/2016).

Menurut dia, permintaan penyepuhan perhiasan selalu mengalami peningkatan saat menjelang Lebaran, seperti tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat kota ini, kata dia, ingin tampil mewah di hari Lebaran dengan perhiasan yang kuning berkilau layaknya perhiasan emas.

Baca Juga

Perhiasan yang paling banyak disepuh di tempatnya berupa cincin, terutama cincin pria pengikat batu akik. Selain itu, juga banyak yang meminta disepuhkan kalung dan liontin yang warnanya mulai kusam karena terkena keringat.

Begitu pun yang dialami Riya, seorang pemilik toko emas di Palembang. Dia mengaku banyak melayani permintaan perbaikan dan penyepuhan perhiasan menjelang Idul Fitri tahun ini.

"Sekarang ini, pendapatan dari penjualan perhiasan yang terbuat dari emas, perak cenderung menurun. Karena sekarang ini pembeli tergolong sepi. Namun pendapatan dari pelayanan jasa penyepuhan cukup meningkat," tutur Riya.

Dalam kondisi sekarang ini, kata dia, pendapatan untuk pelayanan jasa penyepuhan bisa mencapai Rp 500.000 per hari. Padahal pada hari biasa paling tinggi Rp 200.000 per hari.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya