Investor Harapkan Stimulus Bank Sentral, Bursa Asia Melemah

Pelaku pasar mengharapkan bank sentral global untuk menggelontorkan stimulus.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jul 2016, 09:16 WIB
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Selasa pekan ini usai reli lima hari berturut-turut seiring investor realisasikan keuntungan dan harapan bank sentral akan memberikan stimulus untuk mengimbangi penurunan ekonomi yang didorong oleh Britain Exit atau Brexit.

Pada perdagangan saham, Selasa (5/7/2016), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,5 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,3 persen. Ineks saham Australia/ASX 200 susut 0,8 persen. Sedangkan indeks saham Selandia Baru/NZX 50 naik 0,4 persen.

Sementara itu, di pasar komoditas terutama logam cenderung menguat. Bahkan harga logam mencapai level tertinggi bulanan.

Harga perak diperdagangkan di kisaran US$ 20,35 per ounce. Harga perak telah naik 11,5 persen pada perdagangan kemarin. Selain itu, harga emas juga mencapai level tertinggi dalam dua tahun di kisaran US$ 1.357,40 per ounce.

"Berbagai komoditas meningkat meski tidak ada tanda jelas dari kenaikan harga mendadak. Reli harga komoditas tampaknya didorong oleh harapan stimulus," ujar Masahiro Ichikawa, Analis Sumitomo Mitsui Asset Management seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (5/6/2016).

Di pasar uang, euro menguat menjadi US$ 1,1149 sehingga mempertahankan level kuat dalam 3,5 bulan. Sedangkan yen sedikit berubah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang berada di kisaran 102,56.

Di bursa saham Asia Selasa pekan ini dipengaruhi harapan investor terhadap langkah bank sentral global untuk dongkrak ekonomi.

Bank sentral Inggris diperkirakan memberikan langkah stimulus untuk mendukung ekonomi dalam beberapa bulan mendatang. Investor juga mengharapkan bank sentral Eropa dan Jepang dapat melonggarkan kebijakan moneternya. (Ahm/Ndw)

*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya