Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) gerah dengan kemacetan ‘horor’ di ruas tol Brebes Timur, Jawa Tengah yang mengular hingga sepanjang 20 kilometer (km). Pembangunan dan pengoperasian beberapa ruas jalan tol ternyata gagal mengantisipasi macet saat mudik Lebaran tahun ini.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, penyelesaian konstruksi beberapa ruas jalan tol digadang-gadang dapat mengatasi kemacetan parah ketika mudik Lebaran tahun ini.
Namun kenyataan malah sebaliknya. YLKI menilai, pemerintah hanya memindahkan kemacetan dari sebelumnya di ruas Cikampek dan Palikanci, sekarang bergeser ke Brebes Timur.
"Pembangunan jalan tol bisa mengatasi macet saat mudik Lebaran hanya impian kosong belaka. Pemerintah dan Kepolisian gagal mengantisipasi kemacetan, khususnya di tol Brebes Timur,” tegas dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (5/7/2016).
Tulus menuturkan, penyebab kemacetan parah ini karena beberapa hal. Pertama, dia berpendapat, Kepolisian masih kurang agresif melakukan rekayasa manajemen lalu lintas terutama di pusat kemacetan, seperti gerbang tol keluar Brebes Timur (Brebes Exit/Brexit).
"Seharusnya pengelola tol dan Kepolisian bisa memaksa pengguna tol tidak keluar di exit Brebes Timur saja. Atau ruas tol Brebes Timur ditutup saja sampai kondisi lalu lintas terurai," ujar dia.
Kedua, sambung Tulus, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diminta lebih berani melakukan tindakan ekstrem. Caranya, dia bilang, dengan menggratiskan tarif tol untuk mencairkan kemacetan. Padahal lanjutnya, tol Brebes Timur dibangun guna melancarkan arus barang dan orang.
"Ini namanya kemacetan berbayar. Dulu macetnya di jalan Pantura, kita tidak bayar karena bukan jalan tol. Tapi sekarang kemacetan pindah ke tol, berbayar. Konsumen dirugikan dua kali dan akhirnya pengelola jalan tol yang diuntungkan," ucap Tulus. (Fik/Ahm)
Advertisement
*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.