Liputan6.com, Jakarta - Hasil penyelidikan sementara Polda Jawa Tengah bersama tim DVI Polri serta Densus 88, serangan bom bunuh diri di Mapolresta Solo tidak terkait kepulangan Presiden Joko Widodo ke Solo.
"Melihat sasarannya polisi tidak terkait dengan kunjungan Presiden. Kalau soal kegiatan kepala negara, tentunya sudah ada jadwal rutin," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/7/2016) siang.
Advertisement
"Kalau dilihat hari ini dapat diperkirakan tidak berkaitan dengan Pak Presiden," kata dia.
Agus sebelumnya mengatakan, saat ini kecenderungan aksi terorisme memang menyasar polisi. Sebab, kepolisian dinilai sebagai penghalang setiap aksi teror yang mereka lakukan.
"Sudah kita katakan. Semula, ancaman teroris hal-hal berbau asing belakangan penambahan dan pergeseran termasuk aparat kepolisian," ujar Agus.
Agus mengimbau agar warga tidak perlu khawatir berlebihan pasca-serangan bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta. Namun, masyarakat selalu waspada dan melaporkan kejadian yang tidak lazim kepada kepolisian.
"Kita sudah sampaikan ke jajaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Tapi itu tidak mengurangi layanan kepada masyarakat. Kita juga imbau kepada masyarakat tidak khawatir berlebihan. Tapi tetap waspada. Kami upayakan sebisa mungkin memberikan rasa aman," ujar Agus.
Bom bunuh diri di Mapolresta Solo menewaskan pelaku dan melukai personel Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu, Brigadir Bambang. Pelaku mengendarai sepeda motor bernomor polisi AD 6136 HP dan mengenakan baju warna abu-abu.
Hasil identifikasi polisi, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo berinisial N, yang disebut-sebut Nur Rohman. Nur Rohman merupakan warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. Dia diduga terkait jaringan teroris yang tertangkap sebelumnya.