Liputan6.com, Purwakarta - Tradisi open house pada masa kerajaan berlangsung dengan rakyat biasa menghadap ke rumah Raja saat perayaan digelar. Tradisi tersebut berlanjut hingga kini dengan prosesi yang mirip.
Namun, tradisi itu rupanya tidak membuat Bupati Purwakarta nyaman. Ia memilih kabur dari rumah dinasnya di Jalan Gandanegara No 25, Purwakarta, dan pergi menyambangi rumah Mak Karsih (78), seorang nenek kurang mampu di daerah Sawah Kulon, Pasawahan, Purwakarta.
"Saya mah da begini dari dulu juga, lebih enak silaturahmi langsung, duduk-duduk berkumpul dengan masyarakat di halaman rumah mereka sendiri. Nggak tega saya kalau melihat masyarakat mengantre untuk sekedar bersalaman dengan saya," kata Dedi.
Bukan sekedar duduk-duduk, Dedi pun mengaku dengan cara menggelar Open House dengan gaya berbeda ini, dirinya bisa langsung menyaksikan kondisi masyarakat yang dia pimpin. Untuk Mak Karsih, dia juga segera memperbaiki rumah yang ditinggali nenek agar lebih layak ditempati dibandingkan dengan kondisi rumahnya saat ini.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah silaturahmi ini, kami segera perbaiki rumah Mak Karsih. Kita lengkapi juga dengan peralatan rumah tangga yang cukup untuk beliau," ucap Dedi.
Mak Karsih hidup sebatang kara karena ditinggalkan oleh anak-anaknya ini pun menyambut haru rencana Bupati Purwakarta yang telah mengurus kebutuhannya selama beberapa tahun terakhir ini.
"Nuhun Jang Dedi, tos kersa ngadangdosan bumi emak (Terima Kasih Nak Dedi, telah mau memperbaiki rumah ibu," ucap Karsih dengan mata berkaca-kaca.