Liputan6.com, Washington, DC - Panggung kampanye milik calon kandidat presiden Amerika Serikat (AS) asal Partai Demokrat, Hillary Clinton di Charlotte, North Carolina kedatangan tamu tak biasa. Sosok istimewa itu tak lain adalah orang nomor satu di Negeri Paman Sam, Presiden Barack Obama.
Namun kampanye itu disorot tajam ol berbagai pihak, khususnya Donald Trump yang merupakan pesaing Hillary dalam pemilihan umum presiden pada November mendatang. Pasalnya, Hillary dan Obama berangkat ke North Carolina dengan menumpangi Air Force One, armada resmi kepresidenan AS.
"Para wajib pajak mengeluarkan banyak uang atas pemakaian Air Force One dalam kampanye Presiden Obama dan 'Crooked Hillary'. Benar-benar sebuah aib!," cuit Trump di akun Twitternya seperti dikutip CNN, Rabu (6/7/2016).
Tak hanya itu, melalui cuitan lainnya, taipan properti AS itu juga mempertanyakan siapa yang membayar biaya perjalanan dua tokoh Partai Demokrat itu ke North Carolina.
"Kenapa Presiden Obama diizinkan untuk menggunakan Air Force One dalam kampanye bersama 'Crooked Hillary'? Dia (Hillary) terbang bersama Obama besok. Siapa yang membayar?," cuit Trump lagi.
Namun pertanyaan Trump tersebut segera ditanggapi oleh Gedung Putih. Jika perjalanan presiden sepenuhnya ditanggung oleh pajak, maka perjalanan Obama dan Hillary tidak demikian.
Hukum federal negara itu mengharuskan Hillary atau Komite Nasional Partai Demokrat untuk menanggung sejumlah biaya. Dengan kata lain, biaya perjalanan keduanya ke North Carolina akan ditanggung oleh pajak dan tim kampanye partai.
Kendati demikian, tidak diungkapkan secara jelas berapa biaya yang harus ditanggung Hillary dalam perjalanannya bersama Obama.
"Gedung Putih tentu saja mengikuti seluruh peraturan yang berlaku terkait dengan perjalanan presiden," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Josh Earnest, seperti dikutip Time.
Sementara itu, salah satu petugas kampanye Hillary mengatakan, "Sebagaimana standar praktik, kampanye akan menutupi biaya tersebut".
Menurut Angkatan Udara, Air Force One membutuhkan dana lebih dari US$ 220 ribu atau setara dengan Rp 2,9 miliar untuk sekali beroperasi. Biaya itu digunakan untuk bahan bakar dan pemeliharaan pesawat.
Ternyata, jumlah tersebut belum termasuk dengan biaya pesawat pengawal Air Force One, pesawat kargo yang mengangkut kendaraan iring-iringan presiden, atau bahkan biaya personil yang turut serta dalam penerbangan tersebut.
'Hillary Sudah Teruji'
Advertisement
Di Charlotte, Obama tampil di atas panggung mengenakan kemeja berdasi dengan lengan tergulung. Ia melontarkan pujiannya terhadap Hillary yang sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di era pemerintahannya.
"Saya bisa katakan pada Anda, bahwa Hillary telah teruji. Tidak ada pria atau wanita yang lebih berkualitas untuk menduduki Gedung Putih selain dia," ujar Obama seperti dikutip New York Times.
Obama juga mengenang masa ketika ia dan Hillary bersaing untuk merebut kursi di Gedung Putih pada 2008 lalu.
"Jauh sebelum primary saya mengagumi dia bahkan selama satu tahun setengah, saya memiliki kesempatan untuk melihat dia lebih dekat, hanya untuk menyadari betapa cerdas dan siapnya dia, terutama sejak kami terlibat debat puluhan kali," tegas Obama.
Meski sama sekali tidak menyebut nama Trump, ada sejumlah pernyataan Obama yang secara tidak langsung menyindir taipan properti itu.
"Saya tahu, sosok lain bicara tentang membuat AS kembali hebat lagi. AS memang benar-benar hebat. Ini adalah sebuah pilihan tentang apakah kita akan berpegang teguh pada masa lalu yang imajiner atau apakah kita akan meraih masa depan," imbuh presiden ke-44 AS itu.
Baca Juga