Liputan6.com, Jakarta - Tepat hari ini, 88 tahun lalu, roti tawar iris terjual untuk pertama kalinya.
Ketika roti kerat mulai masuk ke supermarket, konsumen di AS tidak yakin seberapa enak dan bagus roti itu. Pada hari, 7-7-1928, toko kue di Chillicote Missouri yang memperkenalkan roti yang telah diiris-iris terlebih dahulu dengan menggunakan mesin inovasi ciptaan Frederic Rohwedder.
Mesin itu adalah mesin otomatis pengiris roti untuk pertama kalinya.
Sementara iklannya berbunyi, "langkah mau yang luar biasa di industri kue semenjak roti dapat dibungkus," tetap saja membuat para konsumen --terutama ibu rumah tangga-- tak yakin.
Menurut penulis buku 'Mengapa Donut Punya Lobang' Don Voorhees, roti gagal menarik peminat karena tampilannya yang lunglai.
Secara estetika, roti sisir lunglai karena di masa itu pengawet makanan belum terkenal. Dan roti kerat ternyata lebih cepat basi dibanding roti utuh.
Namun, Rohwedder punya solusi: pin bentuk 'U' yang membuat irisan roti itu menyangkut, sehingga mereka terlihat utuh. Demikian dilansir dari Time.
Tetap saja, orang-orang meragukan konsep itu, menurut Museum Smithsonian, di mana alat pengiris roti kedua berada di museum itu. (Mesin pertama rusak setelah penggunaan yang terlalu lama.)
"Ide roti iris mungkin mengejutkan bagi sebagian orang," tulis sebuah koran di Chillicothe pada tahun itu.
"Tentu saja, roti iris itu mewakili kemudahan bagi sebagian orang yang biasa memakan roti panggang," lanjutnya.
Iklan roti iris lainnya menerangkan bagaimana cara membuka roti.
Namun, setelah beberapa kali inovasi mesin cacah, roti tawar iris menjadi semakin kokoh dan tampilan letoi pun samakin berkurang.
Pada Perang Dunia II, ternyata mempengaruhi keberadaan roti iris, di antaranya semakin berkurang di toko-toko. Kalau pun ada roti, hanya yang utuh. Bahan baku mesin berupa logam dilarang.
Akhirnya, saat itu terjadi krisis nasional. Bahkan, langkanya keberadaan roti sisir sama dengan kemarahan jatah gas.
"Ibu-ibu di Amerika... sia-sia mencari pisau iris roti ala nenek, meminta para suami yang terkantuk-kantuk bangun untuk membantu mengiris roti. Namun, potongan mereka yang berantakan tak bisa dimasukkan ke mesin pemanggang. Akhirnya, mereka menyerah dan pergi mencari kue gulung," demikian sebuah artikel Time pada 1943.
Akhirnya, larangan itu dicabut, 2 bulan sebelum berlaku. New York Times membuat tajuk atas pencabutan itu dengan judul, "Roti sisir Kembali Dijual, Para Ibu Lega."
Di hari yang sama, sejarah juga mencatat pada 1981, Presiden AS Ronald Reagan untuk pertama kalinya menunjuk Sandra Day O'Connor sebagai perempuan pertama anggota Mahkamah Agung.
Advertisement