Ketua Umum ICMI: Teroris Tidak Percaya Tuhan

Jimly mengatakan agama apa pun tidak membenarkan orang masuk surga dengan cara tidak halal, seperti melakukan aksi bunuh diri.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Jul 2016, 12:36 WIB
Ketua DKPP, Jimly Asshiddiqie saat memimpin sidang pengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu dengan teradu Ketua KPU Husni Kamil Manik dan anggota KPU Sigit Pamungkas,Jakarta, Rabu (8/6/2016). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyatakan teroris adalah manusia yang tidak beragama dan tak percaya keberadaan Tuhan.

"Masalah terorisme ini serius. Jangan sampai terorisme dipersepsikan keliru. 'Terorist has no religion, terorist believe in no God'. Tidak percaya Tuhan, hanya percaya dirinya sendiri," kata Jimly saat open house di kediamannya di Jakarta, Kamis (7/7/2016).

Jimly mengatakan teror bom bunuh diri di sejumlah kota di Arab Saudi dan Solo adalah bentuk kesalahan seseorang memahami agama.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu menegaskan, agama apa pun tidak membenarkan orang masuk surga dengan cara tidak halal, seperti melakukan aksi bunuh diri.

"Bunuh diri itu tidak halal. Kalau mau masuk surga mari bareng-bareng mengajak orang dengan cara baik. Surga di akhirat itu harus digapai dengan terlebih dulu menggapai surga dunia," ujar Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu itu.

Jimly menekankan, seseorang yang bunuh diri hanya akan masuk neraka. Pemahaman ini harus disebarkan kepada seluruh umat oleh para pemuka agama.

"Menurut saya pribadi pikiran mati syahid dengan bunuh diri itu hanya kesimpulan manusia. Bunuh diri tidak bisa membawa orang menjadi syahid, tapi hanya akan masuk neraka," kata Jimly seperti dikutip dari Antara.

Jimly mengajak seluruh tokoh Islam mewaspadai terorisme, dengan cara mengingatkan dan mendidik jamaah masing-masing untuk tidak terjebak dalam tindak kekerasan.

Dia mengingatkan semua tokoh politik dunia untuk tidak lagi membenarkan cara kekerasan dalam menyikapi persoalan.

"Misalnya Irak dibumihanguskan karena kesalahpahaman, akhirnya melebar menjadi konflik Suni-Syiah. Teroris ini timbul karena efek berantai tindak kekerasan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain," jelas dia.

Jimly meyakini, tragedi kemanusiaan hanyalah dilandasi motif politik yang tidak berhubungan sama sekali dengan agama. Seseorang yang memahami agama, kata dia, tidak mungkin akan berkesimpulan untuk membenarkan tindak kekerasan dalam menyikapi persoalan.

Bom bunuh diri terjadi di Mapolresta Solo pada Selasa 5 Juli 2016. Aksi ini mengakibatkan seorang polisi luka. Sedangkan pelaku tewas di lokasi kejadian.

Aksi ini terjadi setelah aksi serupa di tiga kota di Arab Saudi pada Senin 4 Juli.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya