Liputan6.com, Solo - Tiga hari setelah pemboman, penjagaan ketat masih dilakukan di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah. Polisi kembali mencari barang bukti tambahan di lokasi kejadian dan anggota provost Polresta Surakarta yang cidera berangsur membaik.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (7/7/2016), Markas Polresta Surakarta, Jawa Tengah, hingga kemarin masih dijaga ketat. Sejumlah polisi bersenjata lengkap kendaraan tempur lapis baja, bahkan jeep tempur milik TNI Angkatan Darat dengan senjata mesin masih bersiaga di depan halaman Mapolresta Surakarta.
Advertisement
Meski pelayanan masyarakat sudah dibuka kembali, semua pengunjung harus melapor dan diperiksa di pos jaga.
Sedang di tempat kejadian tak jauh dari pos jaga, tim Inafis dan Labfor Polda Jateng kembali melakukan penyisiran. Sebanyak 15 orang petugas labfor dan Gegana Polda Jawa Tengah menggunakan pendeteksi logam untuk mencari serpihan bom di halaman, juga di bagian atap pos jaga.
Satu orang anggota kepolisian Polresta Surakarta yang terluka di mata, perut dan kaki akibat terkena ledakan bom adalah Bripka Bambang Dwi Cahyono, yang hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Panti Waluyo, Solo, dengan pengawalan ketat.
Bambang terkena pecahan bom ketika menghalangi pelaku bom bunuh diri masuk lebih jauh ke Mapolresta, sebelum kemudian bom meledak. Menurut Kapolresta Surakarta, pihaknya masih meninjau kemungkinan kenaikan pangkat istimewa bagi Bripka Bambang sebagai penghargaan.
Ledakan bom bunuh diri terjadi Selasa pagi oleh seorang lelaki yang sejauh ini diidentifikasi sebagai Nur Rohman, warga Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. Belum diketahui apakah pemboman bunuh diri tersebut murni dilakukan sendiri atau ada orang lainnya yang mempersiapkan teror tersebut.