Baku Tembak di Hari Raya Idul Fitri, 3 Orang Tewas di Bangladesh

Serangan bom dan aksi baku tembak di Kota Kishoreganj, Bangladesh, menewaskan 3 orang.

oleh Adanti Pradita diperbarui 08 Jul 2016, 08:55 WIB
Teror kembali melanda Bangladesh. (sumber: Bangkok Post)

Liputan6.com, Kishoreganj- Hanya berselang lima hari setelah kasus penyanderaan di Holey Artisan Bakery di Dhaka, Bangladesh, yang berakhir pada Sabtu 2 Juli 2016 kemarin, teror kembali mengguncang negara tersebut.

Kali ini, serangan dilakukan terhadap petugas di pos keamanan di area yang berjarak hanya 1 kilometer (km) dari sebuah masjid yang berisi 200 ribu orang yang sedang salat Id. Para jemaah berkumpul untuk mengawali perayaan hari raya Idul Fitri di kota Kishoreganj, Bangladesh, sekitar 140 km dari kota Dhaka.

Melansir India Times, beberapa orang diduga teroris dilaporkan telah melancarkan serangan di pos dekat sebuah sekolah di mana para petugas keamanan sedang berjaga. Lokasinya tidak jauh dari tempat para umat Islam berkumpul untuk merayakan Idul Fitri.

Para teroris mengawali serangannya menggunakan senjata tajam terhadap seorang polisi. Mereka lalu melempar bom rakitan ke area sekolah yang berdekatan dengan masjid di Kota Kishoreganj itu.

Seperti dilaporkan Hindu Times, pasukan kepolisian sempat terlibat dalam aksi baku tembak dengan sejumlah pelaku. Para pelaku diyakini telah berpencar dan mengumpat di dalam sekolah yang mereka serang dengan bom rakitan mereka itu.  

Tragedi serangan teror pada 7 Juli 2016 ini menewaskan 3 orang, 2 polisi dan 1 orang wanita; serta 13 lainnya terluka. Salah seorang pelaku diyakini tewas dalam aksi baku tembak dengan para petugas keamanan. Tiga lainnya berhasil ditangkap dengan salah satu dari mereka dilaporkan terluka.  

“Mereka melempar bom ke arah pos polisi. Salah seorang Perwira kami tewas di tempat akibat ledakan. Satu pelaku tewas dan sisanya sudah ditangkap,” kata Mahbubur Rahman, seorang polisi senior ruang kendali kepolisian kota setempat, kepada kantor berita Prancis.

Wakil kepala kepolisian kota tersebut, Tofazzal Hosain, menjelaskan bahwa mereka yang terlibat dalam penyerangan di hari lebaran ini diketahui bersenjatakan parang.

Senjata ini tiba-tiba menjadi sangat populer digunakan oleh para teroris untuk melancarkan serangannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya