Liputan6.com, Taipei - Topan super Nepartak menerjang Taiwan pada Jumat pagi waktu setempat. Sekitar 15 kilometer selatan dari kota timur Taitung.
Terjangannya merobek atap bangunan, membalik mobil dan mengguyur hujan di seluruh pulau.
Advertisement
Taiwan Central Emergency Operations Center melaporkan satu kasus kematian, dan sekitar 66 lainnya cedera, akibat terjangan topan yang menghembuskan angin hingga 240 kilometer per jam (150 mph) -- sebelumnya disebut 205 kilometer per jam atau sebanding dengan badai kategori 3.
Sebelum topan super Nepartak tiba di pantai timur Taiwan, hujan deras dan angin kencang terjadi selama beberapa jam. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan mobil hancur oleh cuaca buruk tersebut.
Beberapa area di Taiwan diguyur dengan curah hujan lebih dari 300 mm dalam 12 jam terakhir. Sementara kondisi yang diperkirakan akan memburuk di Taiwan tengah dan selatan selama 12 jam mendatang.
Topan Nepartak diperkirakan menyeberang dari Taiwan pada akhir Jumat, dan akan menerjang China timur pada Sabtu 9 Juli pagi waktu setempat.
Setidaknya 15.224 orang telah dievakuasi dari daerah yang terkena dampak terburuk, ketika seorang pejabat mengatakan kepada CNN dua sistem kereta api di negara tersebut dalam perbaikan.
Penerbangan sepanjang Jumat pagi dari Bandara Internasional Taiwan Taoyuan juga banyak yang dibatalkan.
Listrik Padam
Selain menghembuskan angin yang amat kencang, badai yang terjadi akibat topan super itu juga disertai hujan dan membuat listrik padam. Menurut laporan afiliasi CNN, SET TV, banyak pohon tumbang dan jendela hancur akibat hembusan angin.
Profesional stunt rider Dave McKenna yang berada di Taiwan mengaku bisa melihat atap yang terbang dari lantai tujuh gedung tempat tinggalnya.
"Jalan-jalan sudah terlihat seperti habis terkena bom, dan itu hanya awalnya... kekuatannya sangat kencang. Aku sudah pernah melihat topan di di Australia tapi tidak seperti ini," kata McKenna menulis di akun Instagram miliknya.
Sejauh ini, pemadaman listrik berdampak pada lebih dari 1.300 rumah.
"Kondisi Taiwan yang banyak memiliki pegunungan akan memperlambat gerak Nepartak dan menurunkan kekuatannya," kata ahli meteorologi CNN, Taylor Ward. Ia menambahkan, topan tersebut ketika tiba di China kecepatannya diperkirakan berkurang setengah, yakni 120 km per jam (75 mph) dari 240 km per jam.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, ribuan tentara telah dikerahkan di seluruh Taiwan dan layanan darurat menggenjot produksinya.
Topan ini merupakan pertama kalinya terjadi di tahun 2016.