Toyota Thailand Lakukan Efisiensi

Toyota Thailand melakukan efisiensi. Mereka berencana mengurangi 800 pekerja subkontraktor di negara tersebut

oleh Rio Apinino diperbarui 09 Jul 2016, 10:25 WIB
Logo Toyota

Liputan6.com, Bangkok - Toyota Thailand melakukan efisiensi. Mereka berencana mengurangi 800 pekerja subkontraktor di negara tersebut, akibat melambatnya ekonomi dalam negeri, serta tidak pastinya perekonomian global.

Rencana pengurangan pekerja ini tertuang dalam program sukarela atau redundancy program. Melalui program ini, pekerja yang dengan sukarela mengundurkan diri dari perusahaan akan diberikan sejumlah kompensasi.

Melemahnya permintaan dalam negari, serta di ASEAN dan pasar global, membuat Toyota menurunkan volume produksi. Jam lembut dan penghasilan bulanan pekerja diturunkan. Efisiensi dimaksudkan untuk menghindari kerugian.

Meski diperuntukkan bagi 800 pekerja, ternyata pekerja yang mendaftarkan diri telah melebihi jumlah tersebut. Hal ini dikatakan oleh Phuphal Samata, Presiden Serikat Pekerja Toyota Thailand kepada Reuters.

"Tidak ada bayaran untuk lembur lagi, begitu banyak subkontraktor mungkin ingin mencari pekerjaan lain dan mengambil paket kompensasi ini," ujarnya.

Penurunan permintaan mobil telah menurun hampir setiap bulan sejak Mei 2013. Hal ini juga dipicu oleh berakhirnya skema subsidi yang diberikan pemerintah pada 2012.

Pun dengan tahun ini. Januari lalu, Toyota memperkirakan total penjualan mobil domestik akan turun 10 persen dibanding 2015 menjadi hanya 720 ribu unit.

Meski ada penyebab umum, Toyota mengatakan langkah mereka mungkin tidak diikuti oleh pabrikan lain. Hal ini diungkapkan Surapong Paisitpattanapong, juru bicara Federasi Thailand untuk Auto Industri.

"Saya tidak berpikir pihak lain akan segera mengikuti Toyota. Karena produksi untuk ekspor dan domestik pada Mei mulai tumbuh. Masih ada harapan," katanya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya