Kisah Putra Pemilik Rumah Selamat dari Heli Jatuh di Yogyakarta

Dia menuturkan kamar tidurnya termasuk bagian dari rumahnya yang terkena ekor helikopter jatuh di Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Jul 2016, 05:49 WIB
Warga berkerumun untuk melihat helikopter yang jatuh di Dusun Kowang, Sleman (8/7). Heli jatuh setelah melakukan penerbangan dari Solo menuju Yogyakarta. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Andika Arohmanto (18), anak Parno si pemilik rumah tertimpa helikopter TNI AD yang jatuh di Yogya merasa bersyukur karena tidak lebih awal tiba di rumah. Laki-laki yang bekerja di UNY ini sempat mengalami ban motor bocor di Jalan Gejayan saat perjalanan pulang.

Dia bercerita, ingin segera tiba di rumah untuk tidur siang. Namun keinginannya itu terhambat karena halangan di jalan.

"Setelah kejadian ini saya baru berpikir soal ban bocor dan merasa bersyukur sekali," ujar dia di Yogyakarta, Jumat (8/7/2016).

Ia menuturkan kamar tidurnya termasuk bagian dari rumahnya yang terkena ekor helikopter.

Detik-detik menjelang kejadian, ia sudah berada di dekat rumah dan melihat helikopter dari arah timur terbang rendah dalam keadaan mesin mati. Kemudian, helikopter jatuh dalam keadaan berputar karena baling-balingnya kena angin.

Helikopter Bell 205 A-1 milik TNI AD no. reg HA-5073 dari skadron 11 serbu Puspenerbad Pangkalan Udara Ahmad Yani rute Solo-Yogya itu jatuh menimpa dua rumah warga di Dusun Kawong, Desa Tamanmartani, Kecamatan Sleman.

"Saya sampai rumah dan melihat helikopter sudah jatuh kena rumah, warga berdatangan mengevakuasi korban," ucap Andika.

Dia mengaku tidak sempat ikut evakuasi karena sudah shock lebih dulu, apalagi sang ibu, Sugiyarti, terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena trauma. Saat kejadian, ibu, adik, dan kakaknya sedang bersantai di dalam rumah.

"Adik saya hampir kejatuhan genteng, tapi untungnya tidak apa-apa," ujar dia.

Dia dan keluarganya untuk sementara waktu menumpang di rumah tetangga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya