Liputan6.com, Paris - Prancis akan menghadapi Portugal di final Piala Eropa 2016 di Stade de France, Saint-Denis, 10 Juli 2016 mendatang. Ini akan menjadi pertemuan keempat antara Portugal dan Prancis di turnamen besar.
Namun, lebih dari itu pertemuan Prancis dengan Portugal akan mempertontonkan duel dua bintang Cristiano Ronaldo dan Antoine Griezmann. Bahkan, ada yang menyebut hasil pertandingan final akan bergantung kepada penampilan Ronaldo dan Griezmann.
Baca Juga
Advertisement
Ini adalah kedua kalinya Ronaldo dan Griezmann bertemu di kompetisi Eropa. Kedua pemain sebelumnya bertemu di final Liga Champions.
Ketika itu, Ronaldo sukses membantu klubnya Real Madrid meraih trofi Liga Champions pada akhir Mei lalu. Sedangkan, rivalnya dari Prancis Griezmann gagal mencetak gol penalti untuk timnya Atletico Madrid dan kalah di final.
Griezmann tentu saja telah bangkit dari kekecewaan itu. Kini ia menjadi pemain tersubur di kompetisi ini dengan enam gol. Dua gol di antaranya dibuat ketika Prancis mengalahkan sang juara dunia Jerman.
Mantan pemain Real Sociedad ini menjadi buah bibir selama perhelatan Piala Eropa 2016. Publik Prancis menyebutnya "Monsieur Griezmann" sebagai tanda rasa hormat -- meski penampilannya terlihat kekanak-kanakan.
Sementara itu, Portugal di turnamen kali ini banyak bergantung kepada sosok Ronaldo. Selain sebagai kapten, Ronaldo juga sangat berpengalaman tampil di ajang sepak bola terbesar Eropa ini.
Selain itu, rekor Ronaldo bersama timnas Portugal pun ciamik punya. Sebelum Piala Eropa 2016, dia tercatat sebagai pencetak gol terbanyak negerinya dengan 58 gol dari 126 laga.
Tantangan
Pelatih Portugal Fernando Santos tentu harus berpikir dan meminta anak asuhnya mewaspadai Griezmann. Santos perlu mencari strategi untuk memotong suplai kepada Griezmann.
Ketika Portugal menyingkirkan Wales, pengatur permainan Gareth Bale masih mendapatkan ruang untuk menciptakan sejumlah peluang. Sehingga hasil pertandingan lebih ditentukan oleh absennya gelandang kreatif dibandingkan keunggulan kubu Portugal.
Namun, hal itu tidak akan terjadi pada Prancis yang memiliki lebih banyak daya serang. Jika Portugal mampu meredam Griezmann, Dimitri Payet, pemain yang tampil luar biasa pada putaran-putaran sebelumnya, dapat mengubah pertandingan dalam hitungan detik.
Pemain depan Olivier Giroud juga terbukti dapat sangat menyulitkan para pemain bertahan dan menciptakan ruang untuk rekan-rekan di sekelilingnya.
Advertisement
Penentu Kemenangan
Sebaliknya, Portugal kali ini tidak lagi sangat bergantung kepada Ronaldo. Dia memang telah mengoleksi tiga gol, namun level eksplosifnya di Real Madrid tidak muncul.
Saat penampilan Ronaldo meredup, muncul pemain-pemain lain yang bersinar. Pada babak perempat final melawan Polandia, pemain 18 tahun Renato Sanches mencuri perhatian para pengamat.
Danilo, yang menggantikan William Carvalho saat melawan Wales, tampil kuat dan efisien untuk mengisi peran gelandang bertahan. Namun, dia memiliki batasan untuk bergerak ke depan.
Namun, Ronaldo tetaplah pemain berbakat. Saat diyakini dirinya kurang tajam, ia terbukti dapat menjadi lebih mematikan. Ronaldo mampu mengubah hasil pertandingan seperti yang dilakukannya saat menanduk bola menjadi gol seperti ketika melawan Wales.