Liputan6.com, Jakarta - Masa libur Lebaran akan segera usai. Setelah berkumpul bersama keluarga, sanak saudara dan teman dan pergi rekreasi maka akan kembali menjalani rutinitas sehari-hari. Tak lupa juga mengatur keuangan usai Lebaran.
Biasanya ketika Ramadan dan Lebaran membuat pengeluaran seseorang lebih besar. Hal itu lantaran harus mengeluarkan uang untuk mudik, beri bantuan ke orangtua, perbaikan rumah, dan rekreasi.
Perencana keuangan OneShildt Financial Planning Budi Raharjo menuturkan, bila seseorang mengelola keuangan dengan baik untuk membiayai pengeluaran cukup besar saat Ramadan dan Hari Raya maka tak jadi menjadi masalah.
Budi mengatakan, keuangan usai Lebaran menjadi masalah ketika pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Kondisi itu membuat seseorang harus menguras tabungannya, mengambil utang konsumtif.
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, usai libur Lebaran, Budi menuturkan seseorang harus mengecek kembali kondisi kesehatan keuangannya sebelum dan sesudah Lebaran.
"Misalnya cek kas tabungan. Ada tidak tabungan yang terkuras. Apakah dana darurat berkurang. Untuk bulan berikutnya harus diisi. Misalkan untuk pos investasi, dana pendidikan, dan nilai tunai asuransi untuk pensiun. Nah bila dana-dana itu terpakai untuk Lebaran sebaiknya kembali diisi," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Sabtu (9/7/2016).
Lebih lanjut ia menuturkan, bila ada sisa dana THR sebaiknya digunakan untuk membenahi keuangan.
Selain itu, bila mengambil utang konsumtif, Budi mengimbau agar sebaiknya melunasi utang karena nanti ke depan ada kebutuhan lain yang yang harus dipenuhi antara lain biaya rutin sehari-hari, kebutuhan pendidikan anak, kurban, asuransi, dan pajar kendaraan bermotor.
"Jadi atur kembali. Cek kondisi keuangan keluarga. Stay on budget yang disiapkan," kata dia.
Selain itu, agar dana tidak terlalu terkuras ketika saat Ramadan dan Lebaran, Budi menyarankan untuk membuat rekening terpisah dengan rekening untuk kebutuhan bulanan. Langkah itu dilakukan agar tidak menganggu anggaran sehari-hari.
"Jadi mungkin terjadi THR dan gaji tidak memadai untuk pengeluaran hari raya. Untuk beberapa rumah tangga mungkin terjadi. Pengeluaran dan selisih antara gaji, THR dan pengeluaran pas hadapi hari raya. Selisih itu dibagi dalam 12 bulan penerimaan untuk tahun berikutnya. Sisihkan rekening tersendiri arus bulanan cicil pas kita Lebaran. Misalnya kurang 12 juta, kita bisa menabung Rp 1 juta untuk rekening terpisah," jelas Budi. (Ahm/Ndw)
*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.