Liputan6.com, California - Pemerintah federal negara bagian California, Amerika Serikat melalui badan investigasi regionalnya, FBI, menahan seorang pria yang diyakini telah berupaya untuk menjual informasi sensitif satelit milik negara kepada Rusia. Informasi tersebut berkaitan dengan militer dan juga komersil.
Baca Juga
Advertisement
Melansir Las Vegas Sun, Sabtu (9/7/2016), pria yang ditangkap oleh FBI diketahui bernama Gregory Allen Justice asal Culver City, California.
Penangkapan Gregory didasari satu alasan besar, yaitu pelanggaran terhadap undang-undang terkait ekspor senjata. Hal itu diumumkan secara serentak oleh Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional AS, John P. Carlin, Jaksa Penuntut Umum California, Eileen M. Decker, Asisten Direktur Lapangan FBI cabang Los Angeles, Dierdre Fike dan agen Badan Investigasi Angkatan Udara AS, John Rayho.
Gregory dipercaya telah berusaha menjual informasi sensitif tersebut kepada seorang agen intelijen asing, yaitu seorang yang diduga kuat berasal dari Rusia.
Menurut catatan pengadilan di California, Gregory berusaha menjual informasi penting itu kepada seorang agen asing, namun sebetulnya pria yang diduga berasal dari Rusia itu adalah seorang agen FBI yang sedang menyamar.
Dokumen berisikan informasi terkait jumlah persenjataan AS dan hal-hal sensitif lainnya itu siap dijual oleh Gregory dengan imbalan uang berjumlah fantastis.
Gregory dibayar antara AS$ 500 atau sekitar Rp 6,5 juta dan S$ 1,000 atau sekitar Rp 13,1 juta untuk setiap pertemuan yang ia lakukan dengan seorang agen FBI, yang ia pikir adalah mata-mata Rusia sejak awal tahun 2016 ini.
Gregory beralasan bahwa dirinya sedang mengalami krisis ekonomi. Ia juga menjelaskan bahwa istrinya tengah mengalami masalah kesehatan dan butuh biaya besar untuk pengobatannya.
Oleh karena itu, ia merasa jalan tercepat adalah mengiyakan tawaran untuk menjual informasi sensitif satelit milik negara tersebut.
Ia pun ditahan oleh otoritas esok harinya, tanpa peluang untuk jaminan keluar. Hal ini dianggap penting untuk penindaklanjutan proses investigasi, atas kesalahan fatal yang dilakukannya. Kasusnya pun ditunda untuk sementara waktu, sambil menunggu sidang pengadilan.
Dilansir dari berbagai sumber, pria berusia 49 tahun ini diketahui sebagai seorang kontraktor di bidang pertahanan. Sebelumnya menjadi insinyur untuk satelit militer dan komersil AS.