Usul YLKI Agar Macet Total di Tol Brebes Timur Tak Terulang

Arus balik mudik puncaknya diperkirakan berlangsung pada Minggu ini, 10 Juli 2016.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Jul 2016, 14:14 WIB
Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di pintu tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Minggu (3/7).Diperkirakan antrean kendaraan akan terus meningkat melihat Lebaran hanya tersisa beberapa hari lagi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah dan operator jalan tol agar membebaskan (gratis) tarif tol yang dilalui pemudik selama arus balik mudik yang puncaknya diperkirakan berlangsung pada Minggu ini, 10 Juli 2016.

Upaya tersebut guna mengantisipasi kemacetan parah yang sempat terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur (Brexit) pada arus mudik beberapa hari lalu.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo mengusulkan, adanya kesepakatan antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan operator jalan tol untuk membebaskan tarif tol selama arus balik Lebaran. Syaratnya, apabila kondisi antrean kendaraan di gerbang tol sudah lebih dari 5 kilometer (km).

“Harusnya ketika kondisi antrean kendaraan sudah panjang, lebih dari 5 km, tarif tol digratiskan. Jangan sampai orang stagnan di jalan tol sampai berjam-jam. Tapi kalau antrean kurang dari 5 km, tol bayar lagi tidak apa,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Hanya saja, dia bilang, gratis tarif tol merupakan keputusan situasional yang harus disepakati Kemenhub dan operator jalan tol. Kesepakatan tersebut terkait dengan potensi hilangnya pendapatan si operator jika kebijakan ini diterapkan.

“Dalam hal ini, pendapatan yang hilang bisa di-cover oleh Kemenhub. Jadi semua pihak diuntungkan karena kalau ada kemacetan total lalu lintas Lebaran, maka itu adalah bentuk kegagalan pelayanan publik dan pemerintah yang harus bertanggungjawab,” dia mengatakan.

Cara lain untuk mencegah kemacetan saat arus balik mudik, dijelaskan Sudaryatmo, Kemenhub, Kepolisian harus proaktif memberikan informasi terkini terkait lalu lintas di jalan tol. Termasuk menyediakan pintu keluar darurat (emergency exit).

Ketiadaan fasilitas tersebut yang dikeluhkan pemudik pada arus keberangkatan lalu sehingga pengendara harus terjebak dalam kemacetan parah di jalan tol.

“Harus ada emergency exit, saat macet horor, dibuka kek jalan pembatasnya, supaya konsumen bisa mengambil keputusan apakah harus tetap menunggu atau balik arah. Jalan tol kan bayar jadi harusnya punya fasilitas lebih baik dibanding jalan non berbayar,” tegas dia. (Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya