Liputan6.com, Paris - Wilayah Eropa memang masih rawan aksi terorisme. ISIS kerap menjadikan beberapa negara Eropa sebagai sasaran. Prancis pun sempat menjadi korban. Karenanya, pawai juara terancam ditiadakan jika Prancis merengkuh gelar Piala Eropa 2016.
Sebelum Piala Eropa 2016 dimulai, Prancis sudah bergejolak dengan teror dan kerusuhan sosial di berbagai wilayah. Para buruh sempat menggelar aksi demonstrasi besar-besaran untuk menuntut perubahan soal undang-undang ketenagakerjaan.
Advertisement
Jauh sebelum aksi demo para buruh, Prancis pun sempat diguncang insiden memilukan pada 13 November 2015. Serangan terorisme terencana sempat membuat Paris dalam situasi menegangkan. Total, ada aksi penembakan massal dan bom bunuh diri di dekat Stade de France. Saat kejadian berlangsung, Prancis juga sedang memainkan laga uji coba melawan Jerman di Stade de France.
Setidaknya, 129 orang dinyatakan tewas, 89 di antaranya di Teater Bataclan. Sebanyak 352 orang juga mengalami luka-luka, termasuk 99 yang menderita luka serius. Itu adalah serangan terorisme kedua di Paris pada 2015 setelah insiden para Januari 2015 yang menewaskan 17 orang.
Kebetulan, final Piala Eropa 2016 antara Portugal dan Prancis juga digelar di Paris, yakni di Stade de France, Senin (11/7/2016) dinihari WIB. Jika Prancis juara, tentu akan ada pawai besar-besaran di jalanan Prancis. Hal itu berkaca ketika Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998.
Berkaca dari 1998
Kala itu, tak kurang dari 1 juta orang memadati jalan-jalan di Paris. Di dalam keramaian seperti itu, para pelaku aksi teror bisa saja memanfaatkan kesempatan. Seperti dilansir The Sun, pihak kepolisian pun berencana meniadakan pawai para suporter jika Prancis tampil sebagai juara. Mereka juga mengerahkan 5.000 petugas untuk mengawasi tempat-tempat vital di sekitar stadion.
Kepala Kepolisian Michel Cadot juga akan mengerahkan 3.400 petugas di Champs Elysee. Tempat di mana didirikannya layar raksasa di sekitar fan zone pun mendapat pengawasan ketat. Diprediksi, tempat itu akan dibanjiri hingga 80.000 suporter.
Tak hanya itu, puluhan penembak jitu juga disiagakan jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan bersama anjing pelacak dan pasukan anti huru-hara. Bahkan, semua suporter juga akan mendapatkan pemeriksaan ketat sekaligus diintrogasi pihak keamanan yang sengaja disewa secara khusus.
Advertisement