Liputan6.com, Jakarta Rata-rata kurun waktu remaja di Amerika menonton TV selama tiga jam per hari. Sebagian besar jenis tayangan yang ditonton oleh mereka mengandung konten seksual--mulai dari sentuhan, obrolan seks, ciuman, hingga aktivitas seksual secara langsung.
Adegan seksual dalam acara TV di sana cenderung dianggap enteng dan tak berbahaya. Walaupun memiliki efek buruk bagi remaja, namun sebuah studi empiris mengklaim bahwa tayangan seksual juga mempengaruhi perilaku seksual remaja secara positif.
Advertisement
Seperti dikutip laman Rand.org, ditulis Senin (11/07/2016) dua studi terbaru oleh RAND Health behavioral scientist Rebecca Collins yang meneliti dampak positif tayangan seks di TV. Hasilnya cukup menarik, seperti:
- Menonton acara TV dengan konten seksual tampaknya mempercepat inisiasi aktivitas seksual remaja.
- Konten seksual di TV memiliki efek penggambaran seks bagi remaja.
- Konten seksual yang menunjukkan kontrasepsi dan kehamilan, dapat juga membantu dalam mendidik remaja tentang risiko dan konsekuensi dari seks. Serta dapat meningkatkan dialog menguntungkan antara remaja dan orangtua tentang pendidikan seks.