Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno membatalkan rencana pembentukan induk perusahaan BUMN (holding) sektor jasa konstruksi dan rekayasa industri. Langkah pembatalan tersebut karena masing-masing industri telah berjalan efektif.
Menteri Rini menjelaskan, dalam konsep awal akan dibentuk enam holding BUMN pada tahun ini. Namun ada yang tidak berlanjut. Oleh karena itu, sejauh ini Kementerian BUMN baru melakukan finalisasi lima Peraturan Pemerintah (PP).
"Satu PP telah masuk di Sekretariat Negara, yaitu holding BUMN sektor energi. Sedangkan PP yang lain sedang dalam proses penyelesaian. Namun yang tadinya 6 holding BUMN kini hanya menjadi 5 holding BUMN saja, yakni energi, perumahan, jalan tol, tambang, dan keuangan," papar Rini di kantornya, Senin (11/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Satu holding BUMN yang tak jadi dibentuk adalah holding BUMN sektor jasa konstruksi dan rekayasa industri. Rini membatalkan pembentukan holding BUMN dektor jasa kontruksi dan rekayasa industri karena setelah melakukan kajian, BUMN yang bergerak di jasa konstruksi dan rekayasa saat ini sudah berjalan efektif.
Meski begitu, ke depan Rini juga mengaku akan lebih mengkonsentrasikan peningkatan kemampuan bisnis pada BUMN di sektor rekayasa industri.
"Tadinya kita ingin buat holding jasa konstruksi dan rekayasa, ternyata kita lihat tidak perlu. Kita akan konsentrasikan di rekayasa industri, karena Rekin sudah bagus dan ada satu anak Pertamina, sehingga nanti kita lihat di situ," jelas Rini.
Dalam pengembangan dan penguatan bisnis dari sektor rekayasa industri ini, nantinya dikatakan Rini akan difokuskan dalam minyak dan gas. Namun Rini belum mengungkapkan kapan hal itu akan dilakukan.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.