Liputan6.com, Chengdu - Warga yang lahir sesudah tahun 1990 di China kerap dituding karena "malas" atau "tidak berguna" oleh generasi yang lebih tua. Namun, tapi seorang perempuan dari Chengdu menggunakan model bisnis yang membuktikan bahwa tuduhan para tetua itu salah belaka.
Dikutip dari Shanghaiist.com pada Senin (11/7/2016), laporan Sina memaparkan bahwa, sejak 2015, wanita bermarga Deng ini memulai membantu orang merapikan lemari baju mereka.
Ia melakukan pekerjaan ini dengan sukacita dan bahkan meninggalkan pekerjaannya -- yang dianggap 'normal' untuk bergabung dengan "industri" ini.
Baca Juga
Advertisement
Pengaturan lemari bukan termasuk pekerjaan yang lazim di Chengdu, sehingga ia merasa perlu menyebar luaskan cerita tentang layanan itu. Ia mulai melakukan promosi bisnis melalui keagenan dan media sosial.
Deng memasang tarif sesuai dengan ukuran lemari, biasanya 100 yuan (Rp 196 ribu) untuk per jam setiap 1 meter kubik. Jika memerlukan lebih dari satu jam untuk mengatur lemari, ia mematok angka 120 yuan (Rp 235 ribu).
Sejauh ini, pembayaran termahal yang pernah diterimanya berasal dari seorang klien yang tinggal dalam vila besar yang memiliki dua lemari besar pakaian. Perlu dua hari untuk mengaturnya dan ia meraup lebih dari 10.000 yuan (Rp 19,6 juta).
Dengan pengalaman sekarang lebih dari setahun, ia telah melayani antara 60 hingga 70 klien. Kebanyakan klien adalah wanita kelas menengah yang memiliki koleksi besar baju-baju.
Sistematika Pengaturan dan Peran Media
Ketika sedang mengatur kloset, ia memasang label-label pada baju-baju ataupun benda-benda lain supaya memudahkan dan gampang dicari lagi.
Setelah pengaturan, ia memberikan penjelasan kepada klien tentang penempatan cermat semua benda. Setiap klien kemudian mendapatkan lembaran umpan balik. Deng bangga selalu mendapat penilaian baik dari para pelanggan.
Pengaturan kloset bukanlah hal yang mudah karena memerlukan kekuatan sekaligus ketelitian. Tangan-tangan Deng pun jadi mudah mati rasa karena ia harus memindahkan baju-baju berat dan benda-benda lainnya yang sama sekali tak ringan juga.
Kebanyakan kliennya tinggal di pinggiran kota sehingga ia menyantap makan siang sambil mengemudi ke rumah para pelanggan.
Semakin besar perhatian media kepadanya dalam beberapa bulan terakhir, semakin gencar pula bisnisnya. Ia sampai kewalahan dengan permintaan informasi tentang bisnisnya itu.
Belakangan ini ia telah memberikan pelatihan kepada orang-orang tentang cara merapikan lemari secara lebih teliti. Ia berharap dapat membentuk suatu tim yang dapat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan yang bermasalah dengan lemari mereka yang acak-acakan.
Netizen ramai-ramai memuji kegigihan Deng, dan banyak yang mengagumi semangatnya untuk berwiraswasta.
Seorang netizen mengatakan, "Menurut saya, ia memiliki masa depan cemerlang. Walaupun ini industri baru, ia tahu cara menggunakan ketrampilannya untuk meraih klien baru."
Seorang netizen lagi menimpali, "Ini adalah satu contoh tambahan bahwa keterampilan lebih penting daripada sekedar kuliah. Pekerjaan hebat!"
Advertisement