Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan kondisi tujuh WNI yang diculik di perairan Filipina Selatan. Insiden terjadi pada akhir Juni lalu.
Retno mengatakan, WNI masih dalam kondisi baik. Namun dari informasi yang diterima, para warga Indonesia menderita kelelahan.
Advertisement
"Dari komunikasi diterima info bahwa ketujuh ABK walaupun terdengar lelah, mereka masih dalam kondisi yang baik," sebut Menlu Retno di kantor Kemlu di Jakarta, pada Jumat (11/7/2016).
Menlu memastikan, upaya pembebasan para WNI terus dilakukan. Pembahasan terkait upaya pembebasan sandera juga intens dilakukan.
"Penanganan pembebasan dilakukan secara terpadu melalui crisis center di bawah koordinasi Menko Polhukam, dari hari ke hari," ujar dia.
"Komunikasi dan koordinasi terus dilakukan termasuk dengan pihak penyandera," imbuhnya.
Beberapa waktu lalu, Menlu Retno mengatakan, sejumlah WNI yang diculik merupakan ABK di Kapal tug boat Charles 001 Ting dan tongkang Roby 152.
Retno menuturkan, penculikan WNI ABK tidak terjadi satu kali. Namun dilakukan dalam dua tahap.
"Penyanderaan terjadi pada tanggal 20 Juni di perairan Sulu dalam dua tahap. Pertama pada pukul 11.30 dan yang kedua pada 12.45 waktu setempat," ucap Retno di kantor Kemlu, Jumat (24/6/2016).
"Pada saat penyanderaan kapal membawa 13 orang ABK. Sebanyak 7 orang disandera dan 6 orang dibebaskan," jelasnya.
Peristiwa penculikan WNI di perairan Filipina pada Juni lalu merupakan kali ketiga dalam kurun waktu kurang tiga sampai empat bulan terakhir. Sebelumnya, sudah ada dua peristiwa penculikan WNI yang terjadi pada akhir Maret dan pertengahan April 2016 lalu.