Liputan6.com, Surabaya - Sejumlah siswa dari Jawa Timur (Jatim) akan terlibat dalam serial animasi Korea berjudul "FrienZoo" garapan Rumah Produksi Animasi Indonesia-Korea yang terinspirasi dari seni wayang kulit.
"Bagian kedua dari film animasi FrienZoo akan melibatkan siswa asal Jatim antara lain Surabaya, Sidoarjo, dan Malang," kata Creative Director Castle Production, Jakarta, Ardian, dilansir Antara, Senin (11/7/2016).
Menurut Ardian, pihaknya telah menandatangani kerja sama dengan GFX Korea untuk memproduksi 50 episode serial animasi FrienZoo bagian kedua. Sementara, serial animasi FrienZoo bagian pertama sudah ditayangkan di EBS-TV Korea.
"MoU itu sendiri kami tanda tangani di Kuala Lumpur City Center pada April lalu yang dihadiri Pewakilan Korean Ministry of Science and Future Planning, NIPA, Korean Trade Agency (Kotra), serta berbagai lembaga Pemerintah Korea lainnya," kata Ardian.
Dengan keterlibatan sejumlah siswa asal Jatim, Ardian berharap masyarakat setempat akan makin memahami tentang produk animasi yang merupakan bagian dari industri kreatif. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengajak komunitas dan pencinta animasi di tiga kota itu untuk sama-sama bangkit dalam perkembangan animasi Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Jatim, terutama kota-kota besar seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Malang, memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup untuk menggerakan industri kreatif," kata Ketua Umum AINAKI (Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia) itu.
Animasi serial FrienZoo itu bercerita tentang hewan ternak tuna wisma yang menetap di kebun binatang dan menyesuaikan lingkungan baru serta bertemu dengan teman binatang lain yang baru.
"Gaya animasi FrienZoo adalah animasi siluet, yang menggabungkan karakter hitam putih dan latar belakang berwarna-warni. Animasi jenis ini akan memungkinkan untuk mengembangkan hubungan sosial dan imajinasi artistik untuk tontonan anak-anak," kata dia.
Wayang Kulit
Ardian menjelaskan unsur wayang kulit dalam serial FrienZoo, sangat dominan. Itu pula yang menyebabkan pihak Korea mempercayakan pengerjaan penggarapan bagian kedua pada Castle Production, rumah produksi animasi asal Indonesia.
"Kami bersyukur bisa dipercaya untuk pengerjaan proyek ini. Dalam pengerjaannya ada sekitar 50 tenaga kerja kreatif muda yang akan terlibat. Mereka berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Rembang, Jepara, Wonosobo, Bali, Bekasi, Bandung, Banten, dan Padang," kata dia.
Untuk merealisasikan pekerjaan itu, pelatihan dalam rangka transfer teknologi oleh tim Korea dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama di Bali, bertempat di Bali Creative Industry Center, milik Kementerian Perindustrian, sedangkan pelatihan kedua terkait dengan pelatihan compositing dilaksanakan di Cybermedia College Jakarta milik Castle Production.
Ardian yakin animasi bagian kedua yang juga akan diputar di beberapa negara di Asia dan Eropa, termasuk Indonesia, akan meledak karena tema dan tokoh yang ada dalam animasi itu sangat dekat dengan dunia anak-anak.
Proyek senilai 2 miliar won atau setara dengan Rp 22 miliar ini didanai bersama oleh GFX, Castle dan para sponsor yang berasal dari Korea. Selain dengan Castle, GFX juga berencana bekerja sama co-production partner di negara-negara lain seperti Vietnam, Malaysia dan Tiongkok.
Advertisement