Warga Blitar Korban Angin Lesus Harap-Harap Cemas

Banyak warga korban angin lesus di Blitar belum didata petugas.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jul 2016, 16:09 WIB
ilustrasi angin kencang

Liputan6.com, Surabaya - Warga di Kelurahan Beru, Kecamatan Wlingi, Blitar, Jawa Timur, yang jadi korban terjangan angin lesus atau angin kencang berharap pemerintah kabupaten memberikan bantuan perbaikan bangunan mereka yang rusak.

"Ini atap runtuh setelah terjangan angin kemarin. Sampai sekarang belum ada pendataan dan belum ada bantuan," kata Suwardi, salah satu warga di Blitar, dilansir dari Antara, Selasa (12/7/2016).

Ia dibantu tetangga serta saudaranya untuk membersihkan rumahnya dari sisa bangunan yang rusak akibat terjangan angin lesus pada Senin, 11 Juli 2016. Sebagian besar genteng rumahnya runtuh akibat musibah tersebut.

"Genting yang tidak hancur saya singkirkan. Kalau yang hancur, nanti mau tidak mau ya diganti dengan genting yang baru," kata dia.

Di daerahnya banyak rumah tetangga maupun fasilitas umum yang juga rusak setelah diterjang angin lesus itu. Namun, belum semua rumah didata petugas, sehingga ia berharap petugas lebih teliti lagi dalam pendataan.

Selain rumahnya, terdapat tempat pencucian mobil dan warung kopi yang juga rusak parah. Kerusakan juga terjadi di tenda parkir di MAN Wlingi yang terbang hingga 25 meter dan tersangkut di bangunan sebelah utara.

Kaca nako masjid di kelurahan itu juga berjatuhan, garasi sepeda motor yang rusak, dan atap bangunan menyingkap. Beberapa pohon juga ambruk dan mengenai bangunan.

Angin lesus itu datang sesaat sebelum hujan turun. Angin dengan kecepatan tinggi itu langsung menerjang daerah tersebut hingga mengagetkan masyarakat. Warga waswas rumah mereka ambruk terkena terjangan angin saat berlindung di dalam rumah.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Blitar, Ganef Rahmawanto mengatakan petugas masih mendata kerugian pasti akibat kejadian angin lesus itu. Namun, saat ini data kerusakan akibat musibah itu dibawa petugas.

Terkait dengan bantuan, ia mengatakan tingkat kerusakan tersebut masih harus didata ulang. "Untuk bantuan, sementara masih dilakukan pendataan dulu," kata Ganef.

Ganef juga menambahkan, fenomena cuaca ekstrem yang salah satunya bisa memicu terjadinya angin lesus masih dimungkinkan terjadi. Sesuai dengan informasi dari BMKG, cuaca ekstrem akan terjadi hingga 15 Juli 2016.

"Kami imbau masyarakat untuk lebih berhati-hati mewaspadai cuaca ekstrem, misalnya angin disertai hujan. Informasi dari BMKG, cuaca ekstrem terjadi sampai tanggal 15 Juli 2016," ucap Ganef.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya