Liputan6.com, Caracas - Kebangkrutan pemerintah Venezuela makin melunturkan kepercayaan dunia perbankan. Tak terkecuali bank asing terbesar, Citibank.
Rencananya, bank itu akan menutup rekening valuta asing milik pemerintah negeri telenovela itu.
Advertisement
Hal itu dikatakan oleh Presiden Nicolas Maduro. Menurutnya, Citibank menutup rekening milik pemerintah sebagai salah satu alasan blokade.
"Tanpa tedeng aling-aling, Citibank mengatakan dalam kurun 30 hari akan menutup akun Bank Sentral dan Bank of Venezuela," kata Maduro dalam pidatonya, sambil menambahkan kalau pemerintah menggunakan bank dari AS untuk transaksi dengan Amerika Serikat dan dunia internasional.
"Apa kalian pikir, Anda semua bisa menghentikan kami dengan melakukan blokade keuangan kepada kami? Tidak, tuan-tuan. Tak ada yang mampu hentikan Venezuela," ujar Maduro penuh emosi seperti dilansir dari Reuters, Selasa (12/7/2016).
Citibank, adalah unit dari Citigrup Inc. Pihak bank belum bisa dimintai komentar tentang penutupan rekening milik pemerintah Venezuela. Termasuk blokade otoritas keuangan Bank of Venezuela yang merupakan bank pemerintah terbesar.
Dengan krisis yang menempa negara anggota OPEC itu, membuat banyak perusahaan asing mengurangi atau bahkan menghentikan operasinya.
Para kritikus mengatakan, negara itu mengalami krisis akibat kebijakan sosialis Maduro dan pendahulunya Hugo Chaves. Namun, pemerintah sekarang justru menyalahkan musuh-musuh politik dan pengusaha lokal yang mengobarkan 'perang ekonomi'.
Venezuela sangat bergantung pada Citibank, semenjak kontrol mata uang asing yang ketat diberlakukan di negara itu pada 2003.