Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menilai kapal batu bara milik Indonesia jadi sasaran kelompok bersenjata Abu Sayyaf, karena ukuran kapal tersebut kecil. Untuk itu, pemerintah pun memunculkan opsi mengganti kapal tersebut.
"Kita lagi mikir untuk mempertimbangkan menggunakan kapal pengangkut batu bara yang lebih besar sehingga itu sulit untuk dilakukan pembajakan," kata Luhut, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/7/2016).
Advertisement
Mantan Kepala Staf Presiden itu menegaskan, pemerintah Indonesia tak akan menggunakan operasi militer untuk membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf. Sebab, menurut dia, konstitusi Filipina harus dihormati, dengan cara tidak mengirim TNI ke sana.
Saat ini, pemerintah juga berusaha mencari tahu alasan Abu Sayyaf hanya menyasar dan menyandera WNI. Sebab, dia menegaskan tidak ada uang dari pemerintah yang terlibat dalam pembebasan sandera sebelumnya.
"Kita lagi cari tahu terus terang. Kita enggak mau berandai-andai, yang nanti malah menjadi enggak bagus. Kita terus terang," Luhut menandaskan.
Penculikan di perairan Sulu, ini merupakan peristiwa kesekian kalinya yang menimpa ABK WNI. Sebelumnya, telah ada dua penyanderaan yang terjadi pada Maret dan pertengahan April lalu.