Dari Rights Issue, 2 BUMN Ini Kebut Bangun Tol dan Kereta Cepat

Dua badan usaha milik negara (BUMN) akan memanfaatkan tambahan modal dari penerbitan saham baru (rights issue) untuk membiayai proyek besar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Jul 2016, 13:46 WIB
Gambaran kereta cepat Jakarta-Bandung (Liputan6.com/ Ilyas Praditya)

Liputan6.com, Jakarta - Dua badan usaha milik negara (BUMN) akan memanfaatkan tambahan modal dari penerbitan saham baru (rights issue) untuk membiayai proyek besar. PT Jasa Marga Tbk bakal mengejar pembangunan jalan tol, terutama tol layang Jakarta-Cikampek, sementara PT Wijaya Karya Tbk mendanai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman mengungkapkan, perseroan melakukan rights issue dengan total potensi dana Rp 1,8 triliun. Penjualan saham baru itu akan diserap pemerintah sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 1,25 triliun dan sisanya lebih dari Rp 500 miliar dari investor publik.

"Tadi sudah disetujui pemerintah, rights issue Jasa Marga Rp 1,8 triliun, yakni PMN Rp 1,25 triliun dan diserap publik Rp 500 miliar sekian. Tapi tidak ada saham yang terdilusi," kata dia usai Rakor Privatisasi BUMN di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/7/2016).

Menurut Adityawarman, perseroan akan menggunakan tambahan modal tersebut untuk membiayai 19 proyek. Tiga di antaranya jalan Tol Semarang-Batang (75 km), Pandaan-Malang (38 km), dan pembangunan jalan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek sepanjang 37 km.

"Rights issue untuk mendanai total 19 proyek. Contohnya jalan Tol Semarang-Batang, Pandaan-Malang, Jakarta-Cikampek elevated," ucapnya menjelaskan.

Sementara itu, Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo mengaku perseroan melakukan rights issue dengan target dana Rp 6,1 triliun, terdiri atas Rp 4 triliun oleh pemerintah lewat PMN dan Rp 2,1 triliun dari investor publik.

"Dengan tambahan modal ini, pertumbuhan kontrak kita bisa lebih dari 30 persen pada tahun depan. Sedangkan tahun ini targetnya tumbuh 25 persen dibanding tahun lalu," katanya.

Hingga Juni 2016, Bintang menyebut perolehan kontrak baru senilai Rp 15 triliun atau tumbuh 30 persen dari periode yang sama 2015. Perusahaan menargetkan membukukan nilai kontrak Rp 50 triliun sampai akhir tahun ini.

"Akhir bulan ini tambah lagi kontrak Rp 15 triliun. Kereta cepat Jakarta-Bandung akan dimasukkan dalam pembukuan kontrak," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya