Liputan6.com, Jakarta Dokter memiliki latar belakang cerita yang panjang karena dahulu tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka lakukan. Sejarah penuh dengan kisah-kisah aneh dan ekstrem dari kebodohan medis, dan mungkin, pengobatan saat ini akan memiliki cerita yang sama 100 tahun ke depan.
Dilansir dari Buzzfeed, Selasa (12/7/2016), berikut adalah beberapa pengobatan medis sepanjang sejarah manusia:
Advertisement
1. Membiarkan darah menetes terus-menerus
Ini adalah proses menghilangkan sejumlah besar darah dengan cara membuat sayatan di urat lengan, namun lintah dan bekam juga digunakan. Dokter dahulu percaya, bahwa penyakit di sebabkan oleh ketidakseimbangan cairan tubuh, sehingga menghilangkan darah akan mengembalikan keseimbangan tubuh.
Praktik ini dimulai masa Mesir Kuno dan tetap populer hingga abad ke-19, namun tidak dilakukan lagi di abad ke-20. Dokter menyadari bahwa kehilangan banyak darah, hanya membuat pasien semakin sakit bahkan dapat membunuh mereka.
2. Trepanasi
Trepanasi ialah pengeboran lubang kecil di tengkorak untuk mengekspos otak. Bukti menunjukkan, bahwa trepanasi dilakukan sekitar era neolitik awal dan dilakukan sampai abad ke-19, seringkali dilakukan tanpa anestesi atau obat penghilang rasa sakit. Pengobatan ini dilakukan untuk mengobati histeria atau psikosis.
Dokter akhirnya menyadari bahwa prosedur traumatis ini bukanlah perawatan psikiatris yang efektif, dan berakhir digunakan di tahun 1900-an. Bentuk modern dari prosedur ini masih ada hingga saat ini, namun ahli bedah saraf melakukannya untuk mengurangi sementara tekanan di otak dari pembengkakan dan pendarahan.
3. Kokain
Mulai tahun 1860, kokain digunakan sebagai anestesi untuk mengatasi nyeri, terutama nyeri di gigi atau gusi. Selain itu, kokain juga digunakan untuk mengobati demam, alkoholisme, dan depresi. Freud dikenal meresepkan ini seperti permen untuk pasiennya.
Obat ini cukup populer hingga awal 1900-an. Namun ketika dokter menyadari bahwa kokain bersifat adiktif dan merusak, kokain menjadi lebih murah dan menjadi kurang murni, sampai akhirnya dilarang karena dianggap obat ilegal.
4. Hemiglosektomi
Prosedur ini menghilangkan separuh lidah yang dilakukan di abad pertengahan dengan alat yang kasar dan tidak ada anestesi. Operasi traumatis ini diyakini untuk mengobati gagap dan cacat bicara lainnya.
Popularitas operasi ini menurun pada abad ke-17, karena tidak efektif dan tidak manusiawi. Namun operasi glosektomi kadang masih digunakan hingga saat ini untuk mengobati kanker mulut dan penyakit mulut lainnya.
5. Terapi urine
Terapi urine berasal dari pengobatan India kuno. Terapi ini dilakukan dengan meminum urine dan memijatnya ke kulit untuk mengobati sengatan, penyakit ringan, dan bahkan beberapa jenis kanker.
Terapi ini berlangsung sampai abad ke-19 ketika orang-orang berhenti menggunakan urine sebagai pengobatan, namun kadang-kadang digunakan pada sengatan ubur-ubur. Karena minum air seni sendiri ternyata lebih buruk daripada penyakit apa pun yang ingin disembuhkan.
6. Sirup menenangkan (koktail narkotika)
Pada akhir 1800-an, apoteker mematenkan sirup ini untuk mengatasi nyeri gigi yang sedang tumbuh dan kegelisahan pada anak. Bahan-bahan dalam sirup ini ialah morfin, codeine, ganja, kloroform, meth, dan alkohol. Dosisnya cukup rendah untuk mengehentikan rasa sakit dari tumbuh gigi dan cukup tinggi untuk membuat anak-anak tertidur.
Banyak ibu yang menggunakan sirup ini untuk membuat bayinya tidur, sehingga tidak mengherankan jika banyak bayi dan balita akhirnya overdosis, koma, atau meninggal. Akhirnya sirup ini dihilangkan dari pasaran di tahun 1930-an.
7. Heroin
Tahun 1898, heroin mulai dipasarkan sebagai penekan batuk. Obat ini segera menjadi “obat ajaib”, karena bekerja lebih baik daripada codeine dalam mengobati penyakit pernapasan seperti batuk rejan yang merupakan wabah pada saat itu.
Namun, kebanyakan pasien dengan cepat menjadi kecanduan dan tahun 1910, heroin ditemukan oleh pecandu morfin dan menjadi bahan pokok dari pasar gelap. Hingga akhirnya di tahun 1931, heroin benar-benar dilarang di Amerika Serikat.
8. Cairan merkuri
Persia kuno, Yunani, dan masyarakat Tiongkok menggunakan merkuri sebagai salep untuk mengobati penyakit kulit, bahkan mereka menelannya untuk meningkatkan umur. Penggunaan terbesar dari merkuri adalah untuk mengobati lesi kulit dari sifilis yang digunakan dari abad ke-15 sampai abad ke-20.
Tahun 1920, apotek menjual merkuri yang tidak diatur dalam berbagai warna untuk mengobati segala sesuatu penyakit, mulai dari sakit gigi hingga depresi.
Kemudian di tahun 1950, pengobatan menggunakan merkuri dihentikan, karena berdasarkan penemuan penisilin untuk mengobati sifilis dan penemuan tentang keracunan merkuri. Merkuri merugikan sebagian besar organ vital dan dapat menyebabkan kematian.