Tanpa Laga Sepak Bola, ISIS Tetap Gelar 'Jihad Olympics'

Kelompok teror ISIS menggelar ajang Jihad Olympics pada awal bulan Juli ini di kota Tal Afar, Irak.

oleh Adanti Pradita diperbarui 12 Jul 2016, 21:00 WIB
ISIS berupaya untuk perluas kekuasaannya di berbagai macam daerah, namun niatnya akan terus dilumpuhkan oleh lawan. (sumber: [Pinterest)

Liputan6.com, Tal Afar- Belum lama ini, kelompok teroris ISIS merengut nyawa beberapa pemain bola profesional Suriah.

Mereka berkeputusan untuk mengakhiri hidup para pemain bola profesional itu dengan satu alasan yaitu, olahraga bola dianggap tidak mencerminkan perilaku yang bersifat 'Islami'.

Meski olahraga bola dianggap haram bagi para pengikut kelompok teror ISIS, namun permainan seperti tarik tambang, kompetisi tiup balon, dan musical chair atau permainan rebutan bangku yang diiringi oleh musik -- diperbolehkan oleh para pemimpin ISIS.

Melansir Russia Today, Selasa (12/7/2016), aktivitas tersebut merupakan bagian dari serangkaian acara dalam ajang bertajuk ‘Jihad Olympics’ yang digelar pada awal bulan Juli ini di sebuah kota di Irak, Tal Afar. Kota ini merupakan kota yang secara dominan dikuasai oleh ISIS.

Tidak sedikit jumlah dari mereka yang turut berpartisipasi dalam ‘Jihad Olympics’ ini. Namun, beberapa dari mereka mengenakan seragam bola pemain favorit mereka. Ada yang mengenakan seragam klub bola Manchester United ada pula yang mengenakan seragam Glasgow Celtics.

Sebelumnya, lewat akun twitter  Terrormonitor, kelompok teror ISIS terlihat tengah menganiaya sejumlah pemain bola Suriah, atas tuduhan menjadi mata-mata Kurdi, hingga tewas.

Kelompok ini juga sebelumnya sempat menganiaya para penggemar klub bola Manchester United yang sedang berkumpul di sebuah kafe di kota Balad, sekitar 80 km dari Baghdad.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya