Liputan6.com, Jakarta Semua pasangan yang telah menikah menginginkan hubungan langgeng hingga akhir hayat. Nyatanya, kita menemukan banyak kasus perceraian yang terjadi di lingkungan sekitar.
Rasanya tak mungkin hubungan suami istri tanpa permasalahan, sebab pernikahan menempatkan dua orang dengan karakter yang berbeda menjadi satu. Belum lagi berbagai masalah yang harus dihadapi seperti keuangan, keinginan, anak-anak, dan masih banyak lagi.
Belum lagi anggapan jika pernikahan orangtua yang gagal juga akan mempengaruhi hubungan pernikahan anaknya. Apakah Anda juga salah satu yang berpikiran seperti ini?
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari sheknows.com, Selasa (12/7/2016), alasan terbesar mengapa hubungan pernikahan seorang anak juga dapat hancur sama halnya dengan pernikahan orangtuanya adalah ketidakpercayaan diri yang dimilikinya.
Anak adalah orang yang akan paling sering melihat pertengkaran, perdebatan, dan kasih sayang kedua orangtuanya dan ini akan menjadi stimulan untuknya. Seiring berjalannya waktu, stimulan ini akan berkembang menjadi hal yang baik dan buruk.
Anak yang memiliki masa lalu buruk terhadap hancurnya pernikahan orangtuanya kemungkinan besar akan memiliki kepercayaan diri yang minim. Namun, bagi mereka yang optimis, hancurnya pernikahan orangtua justru dijadikan motivasi.
Ia tidak akan mengulangi berbagai kesalahan yang pernah dilakukan orangtuanya di masa lalu pada pernikahannya sendiri. Atau ia belajar untuk menghadapi suatu kondisi yang sering ia lihat terjadi pada pernikahan orangtuanya.
Intinya, pernikahan orangtua tidak berpengaruh pada hubungan pernikahan Anda. Semua tergantung bagaimana Anda dan pasangan mempertahankan hubungan tersebut, agar berjalan baik dan lancar.