Liputan6.com, Jakarta Laga bigmatch bertajuk El Clasico Indonesia yang mempertemukan Persib Bandung melawan Persija Jakarta bakal tersaji di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang Kabupaten Bandung, Sabtu (16/7/2016). Pertandingan kedua tim ini selalu menghadirkan laga seru dan panas di dalam dan luar lapangan.
Ini merupakan pertemuan pertama kedua tim di ajang Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo. Persib dan Persija sedang berada dalam performa yang kurang baik jika berkaca pada hasil di tangga klasemen.
Baca Juga
Advertisement
Maung Bandung saat ini berada di peringkat kesembilan dengan koleksi 13 poin. Sedangkan, Macan Kemayoran terpuruk di posisi ke-12 dengan raihan 11 poin.
Kendati demikian, laga El Clasico dipastikan tetap menarik untuk disimak. Pertandingan yang dianggap sebagai derby terkeras, paling panas dan paling legendaris dalam sejarah sepak bola Indonesia selalu memunculkan berbagai cerita menarik. Berikut momen menarik yang terjadi di laga Derby El Clasico antara Persib melawan Persija:
1. Gol pertama Bambang Pamungkas melawan Persib
Kapten sekaligus penyerang Persija Bambang Pamungkas merupakan salah satu pemain dengan jumlah pertandingan terbanyak melawan Persib. Pemain yang disapa Bepe ini telah melawan Persib sejak musim 1999-2000.
Pengalaman pertama Bepe melawan Persib terjadi pada Liga Indonesia VI. Saat itu Macan Kemayoran berhasil menang 3-2 atas Maung Bandung.
Bepe mencetak dua gol sedangkan gol lainnya diciptakan oleh Widodo Cahyono Putro. Sementara gol balasan Persib dicetak oleh Sutiono Lamso.
2. Teror Lebak Bulus Bikin Persib WO
Kejadian ini terjadi pada Liga Indonesia musim 2005. Saat itu, Persib dijadwalkan bertandang ke Jakarta untuk menghadapi Persija di Stadion Lebak Bulus.
Kedatangan musuh bebuyutan membuat animo penonton yang didominasi Jakmania membeludak. Alhasil, Stadion Lebak Bulus yang memiliki kapasitas hanya 12.500 penonton tak mampu menampung ribuan penonton yang identik dengan warna oranye ini. Jadilah puluhan ribu penonton memadati Stadion Lebak Bulus sampai ke pinggir lapangan.
Kondisi ini membuat panitia pelaksana sempat menunda waktu kick-off yang awalnya dimulai pukul 15.30 WIB bergeser ke 18.30 WIB. Namun, karena kondisi tidak kondusif, Persib memutuskan tidak menggelar pertandingan di Jakarta karena khawatir dengan faktor keamanan para pemainnya.
Dua Pemain Asing Tolak Lebak Bulus
3. Dua Pemain Asing Menolak Bermain di Lebak Bulus.
Stadion Lebak Bulus memang menyimpan banyak kenangan bagi laga bertajuk Derby Klasik ini. Jarak tribun yang dekat dengan lapangan membuat teror dari penonton sangat terasa bagi tim lawan yang bertanding.
Salah satu kejadian terjadi pada gelaran Liga Indonesia musim 2007. Dalam perjalanan menuju Stadion Lebak Bulus, Persib mendapat teror yang tak patut dicontoh dari pendukung Persija yang melempari bus pemain dengan batu.
Kondisi ini membuat dua pemain Persib, Riduan Barkouwi dan Cristian Bekamenga menolak untuk bermain. Seperti dikutip dari laman pribadi Bambang Pamungkas, kapten Persija itu bahkan sampai harus datang ke kamar ganti Persib untuk membujuk kedua pemain asing tersebut.
4. Bus Pemain Berganti dengan Kendaraan Taktis (Rantis)
Bukan rahasia lagi jika rivalitas kedua pendukung yaitu Jakmania dan Bobotoh telah menjurus ke hal negatif. Bermodal rasa fanatik yang berlebihan terhadap klub yang dicintai tak jarang membuat kedua pendukung ini seringkali terlibat keributan.
Bahkan tak hanya keributan antarsuporter, bus pemain juga kerap menjadi target amarah suporter dalam perjalanan menuju stadion. Menyikapi ini pihak keamanan selalu mengerahkan rantis untuk menjamin keselamatan pemain dan juga staf pelatih.
Bahkan dalam beberapa tahun belakangan, kendaraan ini menjadi bus wajib saat menggelar laga yang mempertemukan Persib melawan Persija. Biasanya kendaraan rantis akan mengantar para pemain dan pelatih hingga memasuki stadion menuju ruang ganti. Usai bertanding, rantis tetap diandalkan membawa para pemain keluar dari Stadion.
5. Kesalahan Roy Suryo menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Persija menjamu Persib di Stadion Maguwoharjo pada lanjutan Liga Indonesia 2013. Laga usiran ini dihadiri oleh pendukung Jakmania, Bobotoh dan juga pendukung Slemania.
Adanya kedua suporter dalam satu stadion memang sangat rawan rusuh mengingat rivalitas panas keduanya. Benar saja, laga baru berjalan 17 menit, wasit harus menghentikan pertandingan karena terjadi kericuhan suporter.
Penghentian laga kali kedua terjadi pada menit ke-60 saat Ismed Sofyan melakukan sepak pojok. Namun, Ismed mendapat gangguan dari penonton yang membuat laga berhenti beberapa saat.
Wasit menghentikan laga ketiga kalinya pada menit ke-73. Namun empat menit kemudian, pertandingan kembali bisa berlanjut hingga selesai.
Selain penghentian laga sebanyak tiga kali, laga ini juga diwarnai kejadian unik saat Roy Suryo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga lupa lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya saat berusaha melerai kedua suporter yang berseteru. (Penulis: Yosef Deny Pamungkas)
Advertisement