Bocah Portugal Penghibur Suporter Prancis Angkat Bicara

Matisse mengaku tidak tega melihat suporter Prancis menangis karena kekalahan timnya.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 13 Jul 2016, 09:50 WIB
Matisse, bersama Ibunda saat diwawancara stasiun televisi Portugal, CMTV. (istimewa)

Liputan6.com, Paris - Di luar kesukacitaan Portugal yang baru memenangkan Euro 2016, terselip cerita mengharukan dan penuh nilai kemanusiaan. Seorang bocah Portugal terekam gambar menghibur seorang suporter Prancis dewasa yang menangis.

Pemandangan langka itu terjadi di sebuah arena nonton bareng besar-besaran di Paris. Sang bocah tanpa sungkan, mendekati suporter Prancis, yang tidak dikenalnya, lalu menghiburnya. Keduanya kemudian berpelukan. Adegan ini difilmkan oleh sang ibu.

Seperti diketahui, Portugal tampil sebagai juara Piala Eropa 2016 usai mengalahkan Prancis 1-0 di final. Aksi sang bocah kemudian mendapat pujian dan acungan jempol dari khalayak.

Sikapnya sensitif dianggap sebagai sebuah sebuah pemandangan paling indah selama perhelatan Euro 2016. Video ini kemudian menjadi viral di media sosial.

Sang bocah itu, Matisse, baru berusia 10 tahun. Dia salah satu dari sekitar 1,5 juta warga Portugal yang tinggal di Prancis.

Media-media internasional pun mencari tahu siapa Matisse. Dan, CMTV, sebuah stasiun televisi ternama di Portugal, beruntung bisa mewancarai sang bocah bersama ibundanya, di tempat tinggal mereka.


Tidak Tega

Kepada reporter CMTV, Matisse mengku tidak tega melihat suporter Prancis menangis. "Saat melihat dia menangis, saya ikut sedih. Walaupun saya tidak mengenalnya, saya tidak bisa melihat orang menangis," ujar Matisse, yang saat diwawancara mengenakan jersey Portugal.

Dalam wawancara tersebut, Matisse juga menunjukkan kedewasaannya sebagai seorang suporter cilik. "Memang, ini hanya pertandingan sepak bola. Tapi, ini pertandingan final, dan dia kalah. Saya bisa merasakan kesedihannya," ujar Matisse.

Maka itu, Matisse mengaku tergerak untuk menghiburnya, meski dia merasa itu tidak sopan, karena tak mengenal orang tersebut. "Untungnya, dia lalu memeluk saya. Dan, itulah sebenarnya yang ingin saya lakukan," tutur Matisse, lagi.

Berikut wawancara Matisse dengan CMTV dalam bahasa Prancis yang diterjemahkan sang ibunda ke dalam bahasa Portugal.




Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya