Museum Korban Kekejaman Nazi Larang Pokemon Go

Holocaust Memorial Museum di Amerika Serikat meminta pengunjung untuk tidak bermain Pokemon Go.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 13 Jul 2016, 10:50 WIB
Pemain Pokemon Go mencari monster di dekat Gedung Putih (AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Pikachu, Jigglypuff, Bulbasaur, Wartortle -- monster-monster yang muncul pada tahun 1990-an bersamaan dengan Nintendo Game Boy, kini kembali populer dalam bentuk berbeda: Pokemon Go.

Pokemon Go adalah augmented reality game (realitas tertambah) di ponsel pintar. Pemainnya diminta berjalan-jalan di dunia nyata untuk menangkap monster virtual di tempat-tempat tak terduga.

Namun, kepopuleran Pokemon Go ternyata berdampak luas. Ada pemain yang menemukan jenazah saat berburu monster, permainan itu dijadikan modus kejahatan, dan tak terhitung banyaknya orang yang jatuh atau terluka saat bermain gim tersebut.

Sejumlah pihak pun merasa terganggu. Holocaust Memorial Museum di Amerika Serikat meminta pengunjung untuk tidak bermain Pokemon Go.

Juru bicara pihak museum di Washington DC mengatakan, bermain gim tersebut di dalam museum untuk mengenang korban kekejaman Nazi, "sungguh tidak pantas," demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (13/7/2016).

Pemakaman Arlington National Cemetery, yang berjarak sekitar 3 mil atau 4,8 kilometer juga meminta hal serupa.

"Bermain gim seperti Pokemon Go di area yang dianggap suci sungguh bukan tindakan yang tepat," kata juru bicara pemakaman, Stephen Smith.

Smith mengatakan, pihaknya belum mengalami masalah terkait permainan tersebut. Namun, menurut dia, pencegahan harus dilakukan.

Belum jelas apakah ada seseorang yang bermain gim di ponsel mereka atau menggunakan aplikasi pemakaman sendiri untuk menemukan arah menemukan para 'monster'.

Kedua lokasi tersebut tampil dalam gim terbaru tersebut, menjadi lokasi keberadaan Pokestops -- tempat di mana para pemain mendapatkan sejumlah item virtual yang berguna seperti snack, pokeball, potion, egg, dan obat untuk para Pokemon.

Pihak Holocaust Memorial Museum meminta agar Pokestops yang ada di lokasi tersebut untuk dienyahkan.

Belum ada tanggapan dari pengembang gim Pokemon Go, Niantic Labs terkait apakah mereka bisa menghentikan kemunculan makhluk-makhluk virtual dalam Museum Holocaust.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya