Di Masa Depan, Isi Baterai Smartphone Bisa Pakai Urin

Sekelompok ilmuwan memanfaatkan sel microbial fuel dari urin agar dapat mengisi baterai smartphone, bagaimana bisa?

oleh Jeko I. R. diperbarui 16 Jul 2016, 08:04 WIB
Baterai smartphone lama terisi (androipit.com)

Liputan6.com, Bristol - Kita belum tahu seperti apa inovasi mengisi baterai smartphone di masa depan. Lalu, bagaimana kalau kamu mendengar ada cara mengisi baterai smartphone dengan menggunakan urin?

Kedengarannya memang mustahil, tapi tidak bagi sekelompok ilmuwan asal Inggris ini.

Ya, mereka baru saja menciptakan sebuah penemuan yang dapat mengisi baterai smartphone dari urin manusia. Seperti yang Tekno Liputan6.com kutip dari laman Mirror, Sabtu (16/7/2016), mereka memanfaatkan teknologi sel microbial fuel yang dapat mengisi baterai smartphone sama halnya dengan menggunakan kabel charger.

"Setiap 600ml urin mampu membuat smartphone dapat menelepon paling lama hingga tiga jam," kata Ionannis Ieropoulos, pimpinan tim ilmuwan tersebut.

Ionannis mengklaim, timnya menjadi yang pertama mengembangkan teknologi seperti ini. Ionannis mengungkapkan, "Saat ini kami tengah mengembangkan inovasi tersebut di University of the West of England di Bristol."

"Di masa lalu sel microbial fuel sebetulnya sudah diklaim dapat mengisi baterai ponsel, namun belum ada bukti. Kini kami akan memperlihatkan sel tersebut benar-benar bisa dimanfaatkan untuk mengisi baterai perangkat teknologi," tutur Ionannis melanjutkan penjelasannya.

Meski begitu, Ieropoulos tidak menyatakan teknologi ini bisa diadopsi untuk saat ini. "Ini merupakan studi jangka panjang. Kami tengah menguji sistem energy-harvesting dari sel microbial fuel dan butuh waktu lama. Bisa bertahun-tahun. Jadi bisa dibilang kami menciptakan 'bekal' untuk masa depan," ujar Ionannis menambahkan.

Urin ini, kata Ionannis, nantinya bisa disimpan dalam sebuah perangkat seperti power bank atau bisa langsung dihubungkan via kabel ke smartphone untuk mengisi baterai. Sel ini juga termasuk ke dalam sumber energi terbarukan dan lebih murah dari platinum yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar alat pengisian baterai.

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya