Liputan6.com, Jakarta Tim dokter Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung menyatakan tindakan operasi sedot lemak untuk Arya Permana (10), bocah obesitas ekstrem, kemungkinan besar tidak akan dilakukan.
"Kami menilai tindakan (operasi sedot lemak itu) bukan untuk penanganan obesitas. Sedot lemak itu lebih ke arah estetika. Contohnya untuk orang yang tubuhnya biasa, tapi bagian pahanya kegedean," kata Ketua Tim Dokter RSHS Bandung yang menangani Arya Permana, dr Julistio, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 12 Juli 2016.
Advertisement
Menurut dia, tindakan medis berupa operasi sedot lemak tidak cocok diterapkan untuk pasien obesitas anak bungsu pasangan Ade Somantri dan Rokayah tersebut. Apalagi tindakan medis itu tidak bisa dilakukan sembarangan, termasuk pada pasien obesitas.
"Terlebih ada beberapa bagian tubuh yang berbahaya jika lemaknya disedot. Misalnya lemak di rongga usus. Kalau yang seperti itu tidak bisa," katanya.
Ia mengatakan tindakan medis yang mungkin bisa dilakukan terhadap Arya adalah operasi untuk mengecilkan lambung agar kapasitas lambungnya bisa berkurang. Dengan demikian, asupan makanan berlebih ke dalam tubuhnya bisa ditekan.
"Jadi operasi pengecilan lambung biasanya dilakukan terhadap pasien yang sangat obese. Untuk kasus ini, mungkin suatu hari bisa seperti ini dilakukan tindakan operasi pengecilan lambung," ujar Julistio.
Ia mengatakan RSHS Bandung hingga saat ini masih melakukan observasi untuk mencari penyebab obesitas pada Arya Permana dan belum ada rencana untuk melakukan operasi terhadap bocah asal Kabupaten Karawang itu.
Menurut dia, memasuki hari ketiga dirawat di RSHS Bandung saat ini bobot tubuh Arya Permana adalah 188 kg dari bobot pertama kali masuk, sekitar 190 kg.
Ia mengatakan di dalam tubuh Arya Permana banyak terdapat lemak dan posisi lemak itu berada di bawah kulit dan lebih mendominasi tubuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dokter sampai saat ini masih fokus menjalankan program diet, olahraga, dan program pendukung lainnya untuk menurunkan berat badan Arya Permana sampai mencapai angka ideal di bawah 50 kilogram.
"Tentunya semoga saja kami dari tim dokter bisa sukses sehingga tidak perlu melakukan operasi seperti itu untuk pasien AP (Arya Permana) ini," kata Julistio.