Liputan6.com, Jakarta - Sektor minyak dan gas bumi (Migas) menjadi salah satu andalan untuk mengembangkan wilayah Natuna. Lantaran Natuna memiliki kandungan gas alam yang besar.
Namun, saat ini pengembangan sumber daya alam tersebut belum optimal karena pihak yang mendapat konsesi pengelolaan migas di Natuna menghentikan kegiatannya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, ada 15 pemegang konsesi yang menghentikan kegiatan pengembangan mencari sumber gas atau eksplorasi di Natuna. Hal tersebut disebabkan oleh anjloknya harga minyak dunia.
"Wilayah laut Natuna kaya sekali dengan sumber daya minyak bumi dan gas alam ada 15 konsesi mandek sebagian mandek karena harga crude oil rendah," kata Rizal, di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Rizal mengungkapkan, Pemerintah akan mencabut konsesi yang menghentikan kegiatannya, kemudian konsesi tersebut akan ditawarkan ke perusahaan yang serius dan memiliki kemampuan melakukan pencarian gas di Natuna. Jika harga minyak dunia kembali naik, akan meningkatkan gairah kegiatan eksplorasi.
"Nanti naik 50-60 dolar Amerika Serikat eksplorasi menarik kembali kita akan review konsesi yang mana mandek dan bakal mandek, kita akan cabut lakukan tender ulang, baik dalam dan luar negeri supaya minyak dan gas berkembang," ungkap Rizal.
Rizal menuturkan, selain meningkatkan kegiatan eksplorasi, akan dibangun industri pendukung migas, sehingga sektor migas di wilayah Natuna akan terintegrasi untuk mendukung perkembangan perekonomian Natuna.
"Kami juga mengupayakan industri pendukung bisnis oil and gas berkembang maintanance piping dan sebagainya," tutur Rizal. (Pew/Ahm)
*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.