Liputan6.com, Jakarta - Ejekan berujung maut. Seperti kisah dua perempuan muda yang menemui ajal di tangan para lelaki hidung belang.
Perempuan muda pertama, Farah Nikmah Ridallah yang masih berusia 23 tahun. Jenazahnya ditemukan dalam boks yang dibuang di bawah jembatan tol Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Saat ditemukan, jasad wanita itu terbungkus rapi mirip parsel atau bawaan para pemudik. Awalnya, warga tak curiga dengan bungkusan itu. Tapi bau menyengat membuat warga sekitar curiga.
Farah diduga dibunuh oleh Calvin Soepargo (42) alias CS, pria yang mengaku menyewa korban untuk melayaninya pada Jumat malam 8 Juli 2016. Kata-kata perempuan muda itu membuat amarah Calvin tersulut dan menjadi bengis.
Sementara perempuan kedua ditemukan bersimbah darah di Hotel Elysta, kawasan Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara. Alika yang masih berusia 25 tahun diduga dihabisi Syahril Sidik alias SS, pria teman kencannya.
Sama seperti kasus Farah, pembunuhan terhadap Alika ini juga diduga dipicu oleh kata-kata pedas perempuan muda tersebut.
Jasad dalam Boks
"Ya Allah, Nak," lirih seorang wanita yang mengenakan mukena di pusara Farah. Sembari terus menangis dan dia jatuh lemas.
Perempuan itu adalah sang bunda yang tak kuasa menahan dukanya. Dia terus menangis histeris menyaksikan jenazah anaknya dimasukkan ke liang lahat.
Kejadian tersebut membuat sanak saudara yang hadir ikut menangis histeris. Bahkan, ibu Farah harus dibopong saat meninggalkan pemakaman.
Semua kejadian tragis ini bermula pada Jumat 8 Juli 2016 sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu Calvin menghubungi Farah melalui telepon dan Whatsapp agar datang ke apartemennya di Apartemen Aston Marina, Ancol, Jakarta Utara.
Tiba di apartemen, Farah sempat berbincang di lobi dengan Calvin. Keduanya lalu naik ke kamar Calvin dan diduga berhubungan intim sekitar pukul 21.00 WIB. Farah pun mendapat imbalan Rp 4 juta dari Calvin. Keduanya lalu tidur bersama hingga pagi.
Keesokan harinya, pada Sabtu 9 Juli 2016, Farah dan Calvin makan siang di lantai dua apartemen. Lalu, Calvin kembali mengajak berhubungan badan. Namun Farah menolaknya. Sambil berkata 'kamu keluarnya cepet, ngapain diterusin lagi, lagian saya juga sudah dicari orangtua saya'.
Seperti disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono kepada Liputan6.com.
"Kemudian besok paginya ternyata dia ini minta lagi kemudian ditolak dengan kata-kata mengejek pelaku," kata Awi.
"Atas perkataan korban tersebut, pelaku kecewa dan marah, sehingga pelaku memukul korbannya di bagian kepala belakang dan korban terjatuh, lalu dicekik sampai korban meninggal dunia," sambung dia.
Advertisement
Setelah Farah meninggal, Calvin langsung memasukkan jasadnya ke boks plastik dengan dialasi seprei bermotif kotak-kotak berwarna pink. Kemudian diberi kapur barus dan dilakban rapi, serta diikat oleh tali plastik berwarna biru.
Kemudian, Awi menuturkan, Calvin membawa boks berisi jasad Farah menggunakan troli dari apartemen pada pukul 20.00 WIB dan turun ke basement. Calvin kemudian memasukkan koper itu ke mobil rental jenis Suzuki Ertiga. Kemudian pria itu membuang jasad Farah di kolong Tol Pantai Indah Kapuk.
Kurang dari 24 jam pengusaha itu ditangkap polisi di Apartemen Aston Marina Tower B lantai 27 unit BJ, Pademangan Jakarta Utara pada pukul 04.05 WIB.
Dari hasil pemeriksaan, Calvin menyebut usai membunuh pegawai bank swasta tersebut, dia langsung membuang tongkat kayu dengan panjang sekitar 50 cm ke Kali Gunung Sahari.
Kanit Reskrim Polsek Penjaringan Kompol Bungin Misalayuk menuturkan, kayu itu yang digunakan tersangka saat menghabisi korban Farah Nikmah. Selain kayu, Calvin juga turut membuang tas korban berisi HP yang diisi batu dan kantung plastik berisi pakaian korban berlumuran darah ke Kali Gunung Sahari dengan motor.
"Jadi, Jumat pelaku dan korban janjian ketemu, malamnya ngamar. Sabtu siang makan, terus ngamar lagi, terjadi eksekusi karena mengejek. Terus malam itu langsung pelaku buang barang milik korban, kayu dan plastik isi baju korban," tutur Bungin.
Dia melanjutkan, dari pemeriksaan juga terungkap jasad Farah sempat dibiarkan di apartemen Calvin untuk kemudian dimasukkan ke dalam boks kontainer sebelum dibuang.
Minggu 10 Juli 2016 sekitar pukul 19.44 WIB, Calvin keluar untuk membuang jasad Farah. Aktivitas itu juga terekam di CCTV apartemen.
"Minggu langsung dibuang mayatnya ke kolong tol," ujar Bungin. Jasad itu baru ditemukan warga pada 12 Juli 2016 sore.
Dalam rekaman Closed Circuit Television (CCTV) lift apartemen yang dihuni Calvin di bilangan Pademangan, Jakarta Utara, pria itu terlihat lesu saat membawa kereta dorong berisi boks dibalut kardus berisi jasad Farah.
Waktu dan tanggal tercantum dalam rekaman, yaitu Minggu, 10 Juli 2016, pukul 19.44 WIB. Dalam rekaman tersebut terlihat Calvin yang mengenakan jaket dan celana panjang hitam sempat kebingungan ketika lift berhenti.
Saat pintu terbuka, Calvin tidak langsung masuk ke dalam lift. Sampai akhirnya pintu lift kembali tertutup. Namun, tidak berselang lama pintu lift kembali terbuka dan Calvin masuk sambil mendorong boks yang terbungkus plastik hitam dan terikat tali rapiah tersebut.
Di dalam lift, Calvin terlihat sendiri. Sesekali dia membungkuk ke arah boks yang diduga berisi jasad Farah. Saat seorang perempuan berada di lift menumpang lift yang sama, Calvin tampak terdiam dan sesekali melihat ke arah bungkusan yang dibawanya.
Sampai di bawah, Calvin lalu keluar lift dan menggeret kereta dorong yang membawa jasad pegawai bank swasta tersebut.
Saat diperiksa soal pembunuhan Farah Nikmah Ridhalah (23), Calvin menangis. Seperti disampaikan Kasubnit 3 Polsek Penjaringan AKP Bayu Wisesa. "Nangis itu pelaku."
Rabu sore, 13 Juli 2014, Calvin yang tengah diperiksa di Mapolsek Metro Penjaringan mendatapatkan tamu. Wanita berambut panjang mengenakan sweater abu-abu duduk sambil terus menangis di teras, persis di depan ruang pemeriksaan Calvin. Sesekali wanita itu berteriak histeris.
Calvin akhirnya mengetahui kedatangan wanita yang mengaku Lisa itu. Dari dalam ruang pemeriksaan, Calvin hanya melambaikan tangan. Keduanya saling pandang tanpa bicara.
Tak lama, Kasubnit 3 Polsek Penjaringan Ajun Komisaris Bayu Wisesa keluar dari ruangan pemeriksaan. Dia menemui Lisa dan mengatakan Calvin tidak dapat ditemui, apalagi untuk berbincang-bincang.
Tapi Lisa bersikukuh tetap ingin bertemu Calvin. Dia mengaku ada yang harus dibicarakan bersama pria yang diduga sebagai pembunuh Farah. Lisa mengaku rindu.
Lisa menyerah. Wanita yang mengaku tinggal di Lagoa, Koja, Jakarta Utara itu memutuskan pulang. Dia datang bersama kakaknya ke Mapolsek Penjaringan, setelah melihat berita Calvin tertangkap.
Saat akan pulang, langkah Lisa lunglai dan sesekali terjatuh. Dia berteriak-teriak di depan halaman Mapolsek Penjaringan sambil memanggil kakaknya.
"Ya ampun. Kakak...tolong...aduhhh," teriak Lisa sambil duduk usai terjatuh di trotoar depan Mapolsek Penjaringan. Tak lama, Lisa pun dipapah sang kakak ke sepeda motor yang mereka kendarai.
Sementara, Calvin mengakui wanita yang datang itu adalah kekasihnya. "Itu pacar saya. Pacar saya," sebut Calvin, sebelum masuk ke mobil penyidik, yang akan membawa ke kali Gunung Sahari untuk menunjukkan barang bukti yang dibuangnya.
Alika...
Suriyani (39), seorang resepsionis hotel menaruh curiga saat melihat seorang pria misterius terburu-buru meninggalkan hotel. Apalagi pria itu pergi dengan bertelanjang dada.
Suriyani pun mengajak Juwita (36), seorang room girl, untuk melihat ke dalam kamar yang disewa pria tadi. Saat melongok ke dalam kamar 11 C lantai III hotel itu, keduanya langsung berteriak histeris.
Mereka melihat jenazah perempuan dalam kondisi mengenaskan. Selain berlumuran darah, jasad itu juga tanpa busana.
"Resepsionis ini penasaran, kok langkahnya (pria misterius) terburu-buru seperti itu menuju parkiran motor tanpa baju, hanya mengenakan celana panjang warna hitam," kata Kapolsek Koja Komisaris Supriyanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa malam 12 Juli 2016.
"Suriyani dan Juwita kemudian langsung menuju kamar 11 C, tempat di mana korban dan pria yang terduga pelaku memesannya. Korban telanjang bulat," sambung Supriyanto.
Korban bernama Alika, seorang pekerja seks komersial (PSK). Dari keterangan dan informasi warga sekitar, korban sering terlihat di kawasan tersebut. Tapi warga atau pegawai hotel kebanyakan mengaku tidak mengetahui persis tempat tinggal korban Alika.
"Cewek (korban) ini biasa datang ke hotel ini. Usia 25 tahun (dikenalnya), namanya Alika. Ya sementara ini dulu, tapi kita masih selidiki lagi," ujar Supriyanto.
Polisi menangkap terduga pelaku pembunuhan Alika di Hotel Elysta di Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, dalam waktu kurang dari 24 jam. Pelaku atas nama Syahril Sidik alias SS ditangkap di Desa Sawit RT 02/03 Kelurahan Sawit, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat, sekitar pukul 05.15 WIB.
Dari pemeriksaan, SS mengaku mengenal Alika sudah sebulan lalu. Tersangka kerap menggunakan jasa seks yang ditawarkan Alika. Seperti disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti.
"Setiap berkencan pelaku mengaku membayar Rp 250 ribu," kata Krishna kepada Liputan6.com.
Kepada polisi, Syahril mengaku kalap lantaran tidak terima diejek bau badan. Selain itu pelaku juga marah karena disebut mirip king kong oleh korban saat berhubungan badan.
"Pengakuan tersangka dia dibilang bau badan, terus dongkol," tutur Krishna.
Gelap mata, tersangka lalu menghunuskan pisau yang dibawanya ke tubuh Alika hingga tewas. Dia disebut mengambil pisau dan menusuk perut korban hingga 9 kali serta bagian leher berkali kali.
Syahril lalu kabur bertelanjang dada. Sejumlah barang dan motor Alika dibawa kabur.
"Beberapa barang korban hilang, seperti HP, dompet, motor juga diambil pelaku," beber Krishna.
Namun, dia menambahkan, penyidik tidak begitu saja menerima pengakuan tersangka membunuh Alika karena dongkol diejek bau badan.
"Kita lihat faktanya bahwa ini pembunuhan dan perampokan, apalagi pelaku membawa pisau yang sudah dia siapkan," kata Krishna.
Sementara Kapolsek Koja Kompol Supriyanto menambahkan, Syahril juga memakai nama palsu saat menyewa kamar hotel. Syahril mengaku bernama Arif di hadapan resepsionis saat minta kunci kamar di Hotel Elysta. Dan Syahril tidak menitipkan kartu tanda pengenal.
"Kalau cowoknya waktu ditanya sama resepsionis, dia menjawab namanya Arif. Warga mana juga belum ketahuan," ucap Supriyanto.
Dari penangkapan pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti 1 Hp Samsung milik Alika. Lalu 1 BB milik korban, 1 motor merek scoopy berikut STNK milik korban, dan 1 buah dompet warna hitam.