Liputan6.com, Baghdad - Seorang komandan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) atau lebih dikenal dengan ISIS, Omar al-Shishani, dilaporkan tewas dalam pertempuran di Irak. Kabar tersebut disampaikan oleh Amaq, website kelompok radikal itu.
Pada Rabu, 14 Juli 2016, website tersebut mengklaim bahwa Shishani tewas di Sharqat saat ia bergabung dalam upaya memukul mundur kampanye militer di Mosul.
Advertisement
Seperti dikutip dari Aljazeera, Kamis (14/7/2016), Amaq tak tak menyebut kapan Shishani tewas, namun hilangnya sosok komandan menjadi pukulan besar bagi ISIS yang tahun ini mengalami serangkaian kemunduran di Irak.
Sebelumnya pada Maret 2016, Pentagon mengumumkan bahwa pasukan AS telah menewaskan Shishani dan mengatakan kematiannya kemungkinan akan menghambat operasi ISIS di Irak, Suriah, dan di beberapa tempat lainnya.
Menurut seorang jurnalis Aljazeera, Tom Ackerman, alasan di balik pengakuan ISIS atas kematian Shishani masih menjadi pertanyaan.
"Kami harus melihat apa yang akan dikeluarkan Pentagon dan komando Irak, apa efek sebenarnya dari ini (kematian Shishani) pada pertempuran di Mosul," ujar Ackerman.
Namun pejabat AS yang sebelumnya telah mengumumkan kemungkinan tewasnya Shishani akibat serangan udara pada Maret lalu, tak memberi keterangan secara spesifik di mana dan bagaimana komandan ISIS itu meninggal.
Sosok Omar al-Shishani
Shishani, dengan nama asli Tarkhan Batirashvili, dikenal sebagai militan yang ganas. Pria berjanggut tebal berwarna merah itu merupakan salah satu sosok yang paling terkenal dari ISIS.
Nama samaran Shishani memiliki arti 'Omar the Chechen' -- kelompok etnis Kaukasia dari suku-suku Nakh yang berasal dari wilayah Kaukasus Utara di Eropa Timur. Ia merupakan salah satu pemimpin ISIS yang paling diburu oleh AS.
Shishani berasal dari wilayah Pankisi Gorge di Georgia, yang sebagian besar penduduknya berasal dari etnis Chechen. Sebelum menjadi militan ISIS, ia pernah bergabung dengan militer Georgia pada 2006.
Jabatan pasti Shishani di kelompok radikal itu tak diketahui dengan jelas. Namun, pejabat AS menyebutnya setara dengan menteri pertahanan ISIS.
Dia kemudian muncul di Suriah utara sebagai komandan dari kelompok pejuang asing dan menjadi pemimpin senior ISIS.