Berkat Pokemon Go, 2 Tentara AS Tangkap Buronan

Berkat permainan tersebut, dua pemainnya bahkan sukses menangkap tersangka pembunuhan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 14 Jul 2016, 11:54 WIB
Ilustrasi tentara bermain Pokemon Go. (CNN)

Liputan6.com, California - Permainan Pokemon Go tengah menjadi sorotan. Ia bagaikan virus yang menyebar dengan cepat. Baru sepekan dirilis, gim (game) berburu monster ini sudah diunduh 10 juta orang. 

Beragam reaksi muncul dari gin tersebut, mulai dari kasus cedera hingga berada di lokasi aneh yang tak pernah diduga sebelumnya. Berkat permainan tersebut, dua pemainnya bahkan dilaporkan sukses menangkap tersangka pembunuhan.

Anggota Marinir Amerika Serikat, Seth Ortega, dan teman sekamarnya, Javier Soch, menjadi pahlawan bagi seorang ibu dan tiga anaknya yang berada di Fullerton Park, California. Ketika tengah berburu monster dalam permainan Pokemon Go, mereka melihat ada pria mencurigakan mendekati keluarga tersebut.

Tak memakan waktu lama, Seth dan rekannya meringkus pria mencurigakan itu. Ternyata, pria tersebut merupakan tersangka percobaan pembunuhan.

Pihak berwenang mengatakan pria itu ditangkap karena telah mengganggu anak dan disangka telah melakukan percobaan pembunuhan di Sonoma, California.

Dilansir dari ABC7.com, polisi mengatakan pria itu akan diekstradisi ke Sonoma. "Tersangka didakwa memiliki kelainan terhadap anak," kata Seth, yang gemar bermain Pokemon sejak kecil kepada CNN yang dikutip Kamis (14/7/2016). 

"Aku dan temanku mampu menenangkan diri dan tidak menimbulkan ketegangan," komentar Seth melalui akun Facebook miliknya.

Setelah insiden itu, kepolisian Fullerton mengimbau para pengguna Pokemon Go untuk berhati-hati saat memainkan gim tersebut.

Kepopuleran Pokemon Go ternyata berdampak luas. Ada pemain yang menemukan jenazah saat berburu monster, jatuh atau terluka saat bermain gim tersebut. Bahkan permainan itu dijadikan modus kejahatan.

Sejumlah pihak pun merasa terganggu. Holocaust Memorial Museum di Amerika Serikat meminta pengunjung untuk tidak bermain Pokemon Go.

Juru bicara pihak museum di Washington DC mengatakan, bermain gim tersebut di dalam museum untuk mengenang korban kekejaman Nazi, "sungguh tidak pantas," demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu 13 Juli.

Seorang pria Australia juga harus menerima pil pahit, yakni dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja. Hal tersebut terjadi setelah ia mengeluh gim Pokemon Go yang tengah hits itu tak dapat diakses di Singapura.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya