Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sangat kesal mengetahui empat pompa Waduk Pluit kembali mati. Ahok pun kembali memberikan pendapat negatif dengan menyebut kejadian ini sebagai sabotase.
"Saya anggap gertak saya lagi nih. Kalau pompa rusak, nanti pasti suruh tutup dong Waduk Pluit. Kalau tutup Waduk Pluit, sama saja mau nenggelamin (Jakarta bagian) barat. Ini namanya sabotase halus," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Advertisement
Dugaan ini bukan tanpa sebab. Tahun lalu Pemprov DKI sudah mengeluarkan miliaran rupiah untuk memperbaiki pompa yang sama. Oleh karena itu Ahok merasa heran apabila kini pompa kembali rusak.
"Saya kesal saja. Kan nggak lucu, tahun lalu inget nggak 2015 banjir dulu? Alasan kabelnya mati, listrik mati. Terus kita ganti kabel miliar tuh, saya nggak mau mati. Saya bilang, nggak ada cerita pompa di Waduk Pluit stop," ujar Ahok
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun meminta agar empat pompa di Waduk Pluit segera diperbaiki. Mengingat meski telah memasuki musim kemarau, saat ini sedang terjadi fenomena La Nina. Dia pun mengingatkan agar anggaran untuk perbaikan dihitung ulang. Jangan sampai nilai komponen dinaikkan terlalu tinggi.
"Dari trafo ke mesin berapa duit sih kabel doang rusak? Sekitar Rp 200 juta katanya, jadi mesti nunggu lelang. Jangan-jangan beli di Glodok di bawah Rp 200 juta tuh kabel, digedein komponennya," tegas Ahok.
Saat ini, Pemprov DKI telah mengambil alih pengelolaan Waduk Pluit. Namun, untuk perawatan masih dilakukan oleh operator.
"Ini sudah diambil DKI. Persoalan kami, dulu banyak pompa dilelang sekaligus maintenance, nah saya jadi suudzon juga kenapa orang berani maintenance jangka panjang," pungkas Ahok.