Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah siap menguji coba penyaluran Elpiji subsidi tepat sasaran dengan membatasi konsumsi Elpiji dengan ukuran 3 kilogram (kg). Dengan pembatasan ini, tak semua kalangan bisa menggunakan Elpiji 3 kg.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, dalam uji coba penyaluran Elpiji subsidi tepat sasaran ini, Kementerian ESDM akan memanfaatkan media kartu atau telepon seluler.
Kementerian ESDM akan menyebarkan media kartu tersebut hanya kepada masyarakat yang berhak mendapat subsidi. Media kartu tersebut akan dihubungkan dengan alat pencatat yang tersedia di pangkalan atau agen Elpiji. Setiap pembelian Elpiji 3 kg akan memiliki rekam jejak dan jika terdapat masyarakat yang sudah melebihi kuota pembelian maka akan ditolak.
Untuk tahap awal, uji coba penyaluran Elpiji subsidi tepat sasaran ini akan dilakukan di di Tarakan Kalimantan Utara. Dalam pembatasan ini, setiap rumah tangga atau UKM akan mendapat maksimal 3 tabung setiap bulan.
Baca Juga
Advertisement
Semua golongan rumah tangga dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Tarakan akan mendapatkan kartu tersebut. Artinya golongan tersebut masih dapat menikmati Elpiji 3 kg dengan subsidi harga sekitar Rp 20 ribu per tabung untuk tingkat eceran.
"Kalau rumah tangga boleh dapat dengan harga subsidi. Kami usahakan rumah tangga dapat. Tahun ini kami memberikan subsidi khusus untuk rumah tangga dan usaha mikro," kata Wiratmaja, di Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Wiratmaja mengungkapkan, golongan yang nanti tidak bisa menikmati Elpiji 3 kg adalah industri dan restoran. Golongan tersebut dinilai tidak berhak menikmati elpiji yang dibungkus dengan tabung berkelir hijau tersebut.
Direktur Pembinaan Hilir Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Setyo Rini Tri mengatakan, saat ini Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM sedang melakukan pendataan ulang masyarakat Tarakan yang menggunakan elpiji 3 kg.
Untuk tahap percobaan ini, Ditjen Migas Kementerian ESDM akan menggunakan data masyarakat yang mendapat paket perdana Elpiji bersubsidi 3 kg dan tidak langsung menggunakan data yang dimiliki oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). "Data basic dulu lalu kami perbarui sama kecamatan dan kelurahan," ungkap Rini.
Data TNP2K belum digunakan karena untuk menghindari keresahan masyarakat. Pasalnya, jika mengacu data TNP2K banyak masyarakat yang tidak berhak menikmati Elpiji bersubsidi.
Dalam data tersebut, dari 56 juta masyarakat yang menikmati Elpiji bersubsidi saat ini hanya 16 juta yang berhak Oleh karena itu, penyaluran Elpiji bersubsidi tepat sasaran dilakukan bertahap.