3 Kebohongan Pembunuh Alika kepada Polisi

Kepada polisi, SS belakangan mengaku berniat menghabisi nyawa Alika yang baru sebulan dikenalnya.

oleh Audrey Santoso diperbarui 14 Jul 2016, 18:31 WIB
Kepada polisi, SS belakangan mengaku berniat menghabisi nyawa perempuan yang baru dikenalnya sebulan belakangan itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pembunuh Imas Kartika alias Alika, SS, berbohong kepada polisi sesaat setelah tim reserse gabungan Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara, dan Polsek Metro Koja menangkapnya di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu 13 Juli 2016.

Kasubdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F Kurniawan membeberkan tiga kebohongan pria 29 tahun itu.

"Tersangka awalnya mengatakan motif pembunuhan adalah rasa sakit hati dibilang bau badan dan berbulu kayak king kong. Saat kami buka bajunya, dia tidak berbulu. Tidak masuk logika kan?" ujar Hendy di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/7/2016).

Kebohongan kedua, kata Hendy, SS mengaku tak berniat membunuh Alika. Ia hanya ingin berkencan untuk kedua kalinya dengan perempuan 31 tahun tersebut. Tapi polisi tak menemukan sepeser pun uang ketika menggeledah pria itu.

"Artinya, saat dia kencan pun dia tidak membawa uang. Padahal, menurut pengakuannya sekali berkencan dengan Alika, ia membayar Rp 250 ribu," kata dia.


Kebohongan Ketiga

Kebohongan ketiga, SS membunuh Alika karena sakit hati. Padahal, itu dilakukan demi merampas harta benda perempuan asal Sumedang itu. Sebab, dia sudah membawa pisau di tasnya saat menjemput Alika.

"Jadi motif sakit hati itu bohong. Dia memang mau merampas harta benda korban, karena alat (pisau dapur) untuk membunuh korban sudah dibawanya saat mau menjemput korban," tandas Hendy.
    
Imas Kartika alias Alika ditemukan tewas bersimbah darah dan tanpa busana di kamar hotel kawasan Koja, Jakarta Utara pada Selasa sore, 12 Juli 2016.

Belum genap 24 jam, polisi meringkus SS saat hendak kabur ke rumah temannya di Cimahi, Jawa Barat. Dia ditangkap di warung kopi, Purwakarta, Jawa Barat, pada Rabu 13 Juli 2016 pukul 04.00 WIB atau delapan jam setelah pembunuhan Alika.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya