Liputan6.com, Nice - Di tengah kemeriahan perayaan Hari Bastille, ketika pertunjukan kembang api baru saja diakhiri di Promenade des Anglais, serangan teror merobek keamanan Kota Nice, Prancis.
"Kami melihat orang-orang tertabrak," kata seorang wartawan AFP seperti dikutip dari BBC, Jumat (15/7/2016).
Panik sontak terjadi. Kekacauan yang berlangsung di lokasi kejadian sungguh tak terbayangkan. Orang-orang yang berlari berusaha menyelamatkan jiwa, suara teriakan saling beradu, dan kondisi para korban yang mengenaskan.
Setidaknya 73 orang tewas akibat insiden tersebut. Pembaruan terakhir sudah 75 korban jiwa yang jatuh. Belum lagi jumlah mereka yang mengalami luka.
Sejumlah gambar yang diambil dari tempat kejadian perkara beredar di Twitter. Ada yang menampilkan situasi mengenaskan puluhan orang yang tergeletak di jalan.
Gambar lain menunjukkan, sebuah truk besar berwarna putih berhenti di tengah jalan di Promenade des Anglais, bagian depan kendaraan tersebut rusak berat.
Salah satu saksi mata kepada BFM TV menceritakan kepanikan yang terjadi. "Semua orang berteriak, 'Lari..lari!' Ada serangan. Lari'. Kami mendengar sejumlah suara tembakan. Awalnya kami kira itu kembang api, ini kan 14 Juli (perayaan Hari Bastille)."
Saksi mata yang lain, Roy Calley kepada BBC mengatakan, ada banyak orang yang berada di lokasi kejadian.
"Ribuan orang saat itu berada di Promenade des Anglais."
Pascakejadian, pihak berwenang meminta warga untuk tetap berada di dalam rumah. Insiden tersebut dinyatakan sebagai 'penyerangan'.
"Sopir truk diduga kuat sengaja membunuh puluhan orang," kata Walikota Nice, Christian Estrosi seperti dikutip dari BBC.
Advertisement
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Pierre-Henry Brandet membantah laporan yang beredar sebelumnya tentang kejadian penyanderaan. Ia menyebut, pelaku telah 'dinetralkan'. Pengemudi sopir truk maut itu dikabarkan telah ditembak mati.
Pascakejadian, Presiden Prancis Francois Hollande yang sedang melakukan kunjungan pribadi di Avignon bergegas kembali ke Paris untuk menggelar pertemuan darurat.
Sementara itu, dari Washington DC, Presiden Barack Obama telah mendapatkan informasi terkait kondisi di Nice. "Jika diperlukan, tim keamanan nasional akan terus memberikan informasi terkini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat atau National Security Council, Ned Price.
Hingga kini belum jelas siapa identitas pelaku dan apa motif di balik serangan tersebut. Namun, pada Kamis malam Waktu Indonesia Barat, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuzé menyebut alasan mengapa Prancis, juga Indonesia menjadi target terorisme.
"Kedua negara kita menjadi sasaran karena sikap kita yang menjunjung kemanusiaan, toleransi, dan pluralisme."