Liputan6.com, Jakarta - Puluhan orangtua menuntut pihak manajemen Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Jakarta Timur, memberi kejelasan dan bertanggung jawab atas penggunaan vaksin palsu di rumah sakit itu. Bahkan sejumlah warga mengamuk, karena tidak ada kepastian dari pihak rumah sakit.
"Kalau lima menit direktur tidak mau turun, kita naik ke lantai empat," teriak salah satu orangtua korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2017).
Advertisement
Bukan tanpa alasan, sejumlah orangtua balita mulai kesal dan tak sabar karena sejak pagi mereka mendatangi rumah sakit, belum ada pernyataan resmi dari rumah sakit.
"Didata-didata terus. Ke depannya anak kami mau diapain? Ini menyangkut masa depan anak kami," tukas Hari Mulyadi (34) yang juga salah satu orangtua korban vaksin palsu.
Di ruang tersebut, seorang pria juga bahkan menggebrak meja mengungkapkan kekesalannya. Di antara mereka memukul satpam karena dianggap provokator. Satpam tersebut juga teriak-teriak menenangkan warga.
"Bapak jangan menghalangi kami. Ini urusan serius," kata seorang warga.
Bahkan, beberapa orangtua meminta pihak rumah sakit menutup sementara pelayanan umum lainnya dan memprioritaskan masalah penanganan vaksin palsu itu.
"Bapak security tutup dulu itu sementara layanan umumnya," kembali teriakan salah satu warga menambah panas suasana RS.
Seorang perempuan yang nampak sebagai pegawai rumah sakit bahkan sempat digiring puluhan warga untuk memanggil pihak humas. "Kita sudah menunggu dari pagi. Kita ada kerjaan juga," suara warga kembali meninggi.
"Sekarang enggak apa-apa tapi dua tiga tahun lagi bagaimana," lanjut warga lainnya.
Pantauan Liputan6.com, petugas keamanan rumah sakit terlihat cukup kewalahan. Belum lagi jumlah warga yang lebih banyak. Sementara petugas polisi dan TNI sudah terlihat ikut melakukan pengamanan.