Panggung Roboh Bubarkan Mediasi Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda

Ada empat poin pernyataan utama dari pihak Rumah Sakit Harapan Bunda.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Jul 2016, 18:07 WIB
Awak media dan orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu memadati halaman parkir RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Manajemen RS menegaskan tidak akan lari dari tanggung jawab. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan warga yang menuntut kejelasan terkait vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda berlangsung alot. Ratusan warga yang hadir emosi dan mengaku tidak puas dengan pernyataan dari pihak rumah sakit.

Pertemuan dengan orangtua korban vaksin palsu itu berlangsung di area parkir rumah sakit. Komite Medis Rumah Sakit Harapan Bunda memberikan penjelasan di atas panggung, yang sengaja dibuat sederhana menggunakan meja berbahan papan tripleks.

Ada empat poin pernyataan utama dari pihak Rumah Sakit Harapan Bunda. Sementara, orangtua korban nampak emosi menanggapi sejumlah pernyataan dan penjelasan pihak rumah sakit.

Warga banyak yang tidak diterima, khususnya terkait pernyataan yang menyebutkan, vaksin palsu terindikasi terjadi hanya pada Maret sampai Juni 2016.

Warga juga mempertanyakan efek samping dari vaksin palsu, dan meminta pihak rumah sakit bertanggung jawab, yakni memberikan pemeriksaan medis gratis dan vaksin ulang.

Ketua Komite Medis RS Harapan Bunda Dokter Seto Hanggoro dan Anggota Komite Medis RS Harapan Bunda Harmon Mawardi yang menghadiri mediasi tersebut, terlihat kewalahan meladeni banyaknya pertanyaan orangtua korban.

Kurang lebih 30 menit keduanya memberi penjelasan kepada para orangtua korban. Tak jarang saat berbicara, pernyataan keduanya disanggah warga yang tidak terima.

Situasi tanya jawab semakin memanas. Namun, tiba-tiba panggung yang digunakan para komite rumah sakit untuk memberi penjelasan, roboh dan terbelah dua.

Sontak kejadian itu semakin membuat riuh suasana. Sumpah serapah pun bersahut-sahutan.

"Rasain. Kualat itu. Kebanyakan makan duit begituan," teriak warga kepada pihak RS Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).

Dokter Harmon dan sejumlah pegawai akhirnya meninggalkan panggung, dikawal petugas keamanan rumah sakit dan kepolisiian.

Sejumlah warga mengejarnya, namun tidak berhasil setelah petugas mengamankan dokter Harmon ke sebuah bangunan yang belum rampung dibangun di kawasan itu.

Sedangkan dokter Seto tetap di lokasi. Dia tetap  meladeni beberapa pertanyaan para orangtua korban. Namun, dia akhirnya ikut meninggalkan lokasi itu beberapa menit kemudian.

"Woi mau kemana!? Ini belum selesai. Jangan kabur Anda," tanya warga seraya mengejar sang dokter.

Polisi bersama petugas keamanan Rumah Sakit Harapan Bunda, berusaha menerobos kerumunan massa dan membawa dokter Seto tempat perlindungan dokter Harmon. Mediasi pun berhenti.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya